Tips Berinvestasi Saham Jangka Panjang walaupun Gaji Pas-Pasan

Investasi Saham Jangka Panjang Palau Gaji Pas-Pasan

Kamu barangkali sudah sadar apa pentingnya berinvestasi demi masa depan. Akan tetapi, kamu masih juga belum mulai investasi karena merasa gaji masih pas-pasan. Kalau begini, apakah kamu hanya bisa pasrah menunggu sampai akhirnya gaji bertambah?

Strategi Investasi dengan Gaji Pas-Pasan

Strategi Investasi Dengan Gaji Pas-Pasan

Apabila kamu menghadapi situasi yang sama, kamu tak perlu khawatir. Ingat: ada seribu jalan ke Roma. Artinya, selalu ada alternatif atau cara lain yang bisa kamu lakukan agar bisa mulai berinvestasi meskipun pemasukan bulanan kamu masih pas-pasan, termasuk investasi saham jangka panjang sekalipun.

Simak tipsnya berikut ini dan selamat membaca!

1.    Tentukan berapa alokasi gaji yang akan diinvestasikan.

Setiap bulan, kamu tentu sudah menentukan alokasi penggunaan gaji yang diterima, kan? Oleh karena itu, kamu bisa mulai dengan menentukan sejak awal berapa bagian dari gaji bulanan yang akan kamu investasikan. 

Kamu bisa pakai persentase, misalnya 5% dari total gaji atau kamu bisa langsung tentukan nominalnya seperti Rp 500 ribu. Tak apa kalau jumlahnya kecil, karena yang penting adalah kamu sudah berkomitmen dengan menyisihkan sebagian gaji sejak awal untuk berinvestasi.

2.    Mulai buka rekening investasi.

Salah satu alasan mengapa kamu tak perlu cemas tidak bisa berinvestasi karena alokasi yang bisa kamu sisihkan terbilang “kecil” adalah pilihan instrumen investasi yang semakin beragam. Bahkan, sekarang kamu bisa langsung berinvestasi meskipun dengan dana minim. Contohnya reksadana saham.

Cara ini bisa kamu terapkan jika kamu ingin berinvestasi, tapi gaji kamu pas-pasan dan kamu masih pemula. Apalagi dengan membuka rekening reksadana, artinya kamu bisa langsung menyetorkan alokasi gaji untuk investasi tanpa harus takut dananya terpakai untuk kebutuhan lain.

3.    Bekali diri dengan ilmu investasi yang valid supaya tidak FOMO.

Meskipun kamu masih pemula, kamu tak perlu bingung mencari sumber informasi mengenai investasi. Karena sekarang ada semakin banyak media belajar yang tak hanya mudah diakses, tapi juga gratis.

Membekali diri dengan ilmu yang relevan sebelum berinvestasi akan sangat bermanfaat dan membantu kamu pada saat kamu akan berinvestasi. Salah satunya adalah untuk menghindari risiko kamu berinvestasi dan memilih saham hanya karena ikut-ikutan orang lain atau tren yang sedang booming – inilah yang disebut sebagai FOMO alias fear of missing out, atau “takut ketinggalan”.

Ketika ada saham yang ramai dibahas, bukan berarti saham tersebut memang menguntungkan dan cocok untuk investasi saham jangka panjang. Karena harga saham sangat bergantung pada sistem pasar – permintaan dan penawaran – bukannya mustahil harga saham tersebut bisa langsung anjlok hanya dalam hitungan hari, atau bahkan keesokan harinya.

Untuk investasi saham jangka panjang, kamu perlu mengasah diri untuk mengidentifikasi seperti apa karakteristik saham yang stabil dan bisa memberikan keuntungan sampai bertahun-tahun kemudian. Dan inilah alasan utama mengapa kamu perlu membuat keputusan investasi dengan bijak, bukannya karena ikut-ikutan orang lain saja.

4.    Kendalikan diri untuk keuangan yang sehat.

Bisa jadi gaji kamu memang pas-pasan atau masih standar UMR. Akan tetapi, ingat bahwa kamu sendirilah “nahkoda” yang mengatur kondisi keuangan kamu sendiri. Oleh karena itu, review kondisi keuangan kamu dan identifikasi apakah ada pengeluaran yang sebenarnya tidak penting atau malah hanya pemborosan saja.

Apabila kondisi kamu memang serba pas-pasan, coba buat penyesuaian pengeluaran agar kamu bisa segera berinvestasi. Dan jika kamu memang masih punya kewajiban melunasi utang, jadikan utang tersebut sebagai prioritas. Apabila kamu telah melunasi semua utang, kamu bisa lebih fokus merencanakan investasi.

Baca juga: Mengenal Apa itu SEO Website dan Perannya dalam Bisnis

Share This Article

Related Articles