Laba Bersih PAM Mineral Tbk (NICL) Tumbuh Luar Biasa 230%

 JAKARTA–PT PAM Mineral Tbk (NICL) emiten yang bergerak dibidang pertambangan nikel selama tahun 2022 mencatatkan pertumbuhan fundamental keuangan yang luar biasa. Dalam materi paparan publik yang akan disampaikan pekan depan, perseroan melaporkan raihan laba bersih konsolidasi naik tajam 230% atau mencapai Rp150,206 miliar, dari sebelumnya tahun 2021 yang hanya mencapai Rp45,498 miliar.

Namun, sayangnya  laba konsolidasi ini jauh dibawah perolehan laba anak usaha PT Indrabakti Mustika (IBM) yang mencapai Rp207,008 miliar yang dikonsolidasikan ke dalam perseroan.

Pertumbuhan laba yang signifikan ini dipicu perolehan pendapatan perseroan pada akhir 2022 yang mencapai Rp1,132 triliun, bertumbuh 170% atau hampir dua kali lipat dibandingkan pendapatan tahun 2021 yang hanya Rp419,446 miliar.

Perolehan laba ini pada akhirnya berkontribusi atas peningkatan ekuitas modal perseroan yang tumbuh 43% dari Rp347,094 milair menjadi Rp497,315 miliar.  Selain ekuitas liabilitas atau utang perseroan pun alami kenaikan 47% dari tahun lalu sebesar Rp70,253 miliar menjadi Rp103,559 miliar.

Kinerja ini menjadikan aset perseroan melambung 44% dari nilai aset Rp 417,347 miliar menjadi Rp600,874 miliar.  Dalam materi publik ekspos, perseroan mengakui kenaikan pendapatan terjadi karena volume penjualan yang meningkat. “Volume meninkat karena kami melakukan diversifikasin produk high grade, medium grade dan low grade,” tulis perseroan.

Dalam melakukan bisnis pertambangan nikel, sebahagian besar dijalankan oleh entitas bisnis anak usaha perseroan yaitu PT Indrabakti Mustika (IBM) yang menguasai lahan tambang seluas 576 Ha dan yang sudah tertambang seluas 60,72 Ha. Melalui anak usaha ini, perseroan memperoleh kontribusi pendapatan dan laba usaha cukup besar.

Tercatat dalam laporan keuangan IBM, selama tahun 2022, pendapatan PT IBM melonjak tajam dari Rp419,446 miliar menjadi Rp1,096 triliun atau bertumbuh 162%. Sementara pertumbuhan raihan laba bersih lebih tinggi lagi hingga tumbuh 249% dari Rp59,323 miliar menjadi Rp207,008 miliar.

Pendapatan IBM ini memberikan kontribusi sekitar 96,88% dari pendapatan konsolidasi perseroan yang mencapai Rp1,132 triliun. Begitu juga dengan perolehan laba bersih setelah pajak IBM yang mencapai Rp207,008 miliar berkontribusi terhadap perolehan laba konsolidasi perseroan yang hanya Rp150,206 miliar. Ada hal yang menarik di mana laba konsolidasi perseroan lebih rendah dibandingkan dengan perolehan laba entitas usaha IBM.

Selain melalui IBM di mana mayoritas sahamnya 99,05% dimiliki oleh PT PAM Minerat Tbk (NICL), perseroan juga mengeksploitasi dan menguasai lahan dengan izin usaha pertambangan (IUP) seluas 198 Ha, dan yang sudah tertambang seluas 57,90 Ha. Lokasi lahan tambang kedua nya berada di Kabupaten Morowali Sulawesi Tengah.

Perseroan berkomitmen untuk terus melakukan ekplorasi berkelanjutan serta menjaga prinsip konservasi mineral melalui optimasi pemanfaatan bijih nikel yaitu memanfaatkan sumberdaya mineral dan melakukan diversifikasi produk.

Hingga kini, perseroaan baik secara langsung maupun melalui IBM mengakui telah memiliki total cadangan nikel perkiraan sekitar 7,9 Juta Wmt.  Terdiri dari sebanyak 3,6 juta Wmt cadangan terkira milik PT PAM dan sebanyak 4,3 juta Wmt cadangan terkira dan terbukti yang dikuasai PT IBM anak usaha perseroan.

Sejak awal, perseroan telah menjalankan bisnis terintegrasi mulai dari eksplorasi dan penambangan bijih nikel, survey dan monitoring, produksi, pengangkutan/pengapalan, penjualan sales and maketing dan sekaligus pengiriman produk nikel.

Produksi 2,655 Juta Ton Nikel

Sementara itu, perseroan berencana tahun ini dapat melakukan efisiensi dalam capital expenses biaya, dan akan terus melanjutkan kegiatan pengeboran berupa infill dan Twin Hole untuk pengembangan sumber daya dan cadangan tambang PT PAM Mineral

Target total produksi tahun ini, diharapkan dapat mencapai 2,655 juta ton ore nikel dengan kadar 1.3 – 1,75% Ni. Di mana sekitar 855.000 ton dihasilkan melalui perseroan (NICL) dan sisanya sekitar 1.800.000 ton dihasilkan dari entitas anak usaha PT IBM.

Sedangkan untuk rencana jangka panjang, perseroan akan melakukan eksplorasi untuk menambah inventory cadangan nikel yang akan terus dilaksanakan dengan berkelanjutan. Di mana target pada tahun 2024-2025 penjualan bisa mencapai 2.800.000 Ton Ore Nikel dengan kadar 1.3 – 1.75% Ni. Dan perseroan pun akan membangun industry hilirisasi tambang nikel dengan memproses pengolahan biji Nikel kadar rendah melalui teknologi RKEF.

Dalam materi paparan public ekspos juga dijelaskan, bahwa pemegang saham mayoritas perseroan adalah PT PAM Metalindo sebesar 47,58%, PT Artha Perdana Investama (API) sebesar 31,72% dan sisanya sebesar 20,70% dikuasai investor publik. Adapun investor publik terdiri sekitar 65% dikuasai lokal dan sisanya 35% non lokal.

Sementara PT PAM Metalindo dimiliki 70% sahamnya oleh Christoper Sumasto dan 30% oleh Ruddy Tjanaka yang juga menjabat sebagai Presiden Direktur PT PAM Mineral Tbk (NICL).

Share This Article

Related Articles

Responses