Sebelum Dibobol Bjorka, Wajib Tahu Manajemen Risiko Teknologi

Hacker Bjorka dan Pentingnya IT Risk Management

Perkembangan teknologi yang membawa dunia  ke dalam Revolusi Industri 4.0 telah menciptakan banyak perubahan dalam kehidupan masyarakat. Selama dekade terakhir, kita sendiri telah merasakan efek baik dan jahat. Misalnya, perkembangan teknologi mengembangkan fondasi dasar ekonomi. 

Pertumbuhan ekonomi digital Indonesia kemungkinan akan terus meningkat karena pada tahun 2020 kemungkinan mencapai 130 miliar dengan rata-rata pertumbuhan tahunan sebesar 50%.

Hal ini sejalan dengan prakiraan World Market Monitor bahwa ekonomi digital Indonesia kemungkinan akan memberikan kontribusi sebesar $155 miliar bagi perekonomian nasional, atau 9,5% dari PDB, pada tahun 2025.

Berdasarkan data National Cryptocurrency and Network Administration (BSSN), pada tahun 2018 terdapat lebih dari 232.000 potensi serangan siber. Separuhnya berupa serangan malware. Jumlah tersebut meningkat berbanding dengan ancaman serangan sepanjang tahun 2017. Selain itu,  Bareskrim Mabes Polri menerima  3.130  kasus kejahatan dunia maya antara Januari hingga Juli 2019. 

Hal ini terbukti ketika hacker Bjorka membocorkan data ke publik hingga beberapa pejabat dipanggil untuk memperhatikan penyimpanan data. Serangan ini harus kita waspadai dengan agar tidak mengalami keberulangan selanjutnya.

Sejauh ini, peretas Bjorka tercurigai telah meretas data pelanggan Indihome, data registrasi kartu SIM, data RI-KPU, data resmi negara dan beberapa dokumen surat menyurat Presiden Joko Widodo, termasuk surat yang dikirim  Badan Intelijen Negara (BIN). Kepala Sekretariat Heru Budi Hartono mengatakan, dokumen surat menyurat Presiden Jokowi tidak ada yang hilang.

Baca juga: Sertifikasiku Sukses Menyelenggarakan Kelas Pelatihan Manajemen Risiko Level Utama

Manajemen Risiko Teknologi dan Manfaatnya

Hacker Bjorka dan Pentingnya IT Risk Management

Manajemen risiko teknologi adalah proses mengidentifikasi kerentanan dan ancaman terhadap sumber daya informasi yang biasa terpakai oleh suatu organisasi dan terealisasi oleh manajer TI untuk mencapai tujuan bisnis. Meminimalkan risiko dan menyeimbangkan pengeluaran untuk mendapatkan keuntungan dan melindungi teknologi. 

Manajemen risiko teknologi mampu terorganisir dengan baik, proses akan terus mengidentifikasi masalah dan menyelesaikannya, maka sistem akan dengan mudah melengkapi sistem lain. Ini termasuk pengorganisasian, perencanaan dan penganggaran, dan pengendalian biaya. Redundansi akan dikurangi karena fokusnya adalah pada manajemen proaktif daripada manajemen reaktif.

  1. Mengidentifikasi Risiko

Perusahaan mengungkapkan, mengidentifikasi dan menjelaskan risiko yang dapat mempengaruhi proyek.

  1. Menganalisis Risiko

Setelah risiko kita ketahui, perusahaan menentukan probabilitas dan konsekuensi dari setiap risiko. Bisnis kemudian mengembangkan pemahaman tentang sifat risiko dan potensinya untuk mempengaruhi tujuan dan sasaran proyek.

  1. Mengevaluasi Risiko

Perusahaan menilai risiko dengan menentukan tingkat risiko, yang merupakan kombinasi dari probabilitas dan konsekuensi. Perusahaan kemudian memutuskan apakah risiko tersebut dapat perusahaan terima atau tidak.

  1. Memantau dan Mempertimbangkan Risiko

Ini adalah proses saat perusahaan memantau semua risiko yang ada untuk menghindari risiko yang lebih besar.

Baca selanjutnya: Peluang Karir Pasar Modal

Share This Article

Related Articles