First Republic Bank Bangkrut, Orang Kaya Tarik Dana

JAKARTA-– Hati-hati pelajaran berharga bagi perbankan nasional kelas atas, khususnya yang mengandalkan dana pihak ketiga pada kelas atas alias orang kaya. Kebangkrutan First Republic Bank di Amerika Serikat, yang disebabkan oleh salah satunya, deposan orang kaya yang menarik dananya besar-besaran, dapat dijadikan pelajaran berarti.

Kebangkrutan First Republic Bank, disebabkan oleh nasabah kaya yang ramai-ramai menarik simpanannya. Hal tersebut dipicu dengan gejolak perbankan di AS seperti kebangkrutan Silicon Valley Bank (SVB) memicu kepanikan para deposan dan investor. Maklum, First Republic Bank memiliki kesamaan dengan SVB, yakni melayani deposan kaya raya atau nasabah elite.

Kabangkrutan First Republic mulai tampak jelas saat bank tengah melaporkan kinerja keuangan pada kuartal I 2023. Bank yang berbasis di California ini mengungkap telah kehilangan 40 persen simpanan atau sekitar US$100 miliar. Terlebih, sekitar dua pertiga dari simpanan di First Republic Bank tidak diasuransikan. Hal ini pun membuat saham First Republic Bank anjlok.

Dan untuk menyelamatkan First Republic Bank, Regulator Amerika Serikat (AS) telah memutuskan untuk menjualnya kepada JPMorgan Chase & Co, yang merupakan lembaga besar AS ketiga. Mengutip Reuters, raksasa perbankan itu akan mengambil alih pinjaman senilai US$ 173 miliar dan sekitar US$ 30 miliar sekuritas First Republic Bank termasuk aset deposito senilai US$ 92 miliar.

JPMorgan sendiri adalah salah satu dari beberapa pembeli yang berminat termasuk PNC Financial Services Group, dan Citizens Financial Group Inc, yang mengajukan tawaran terakhir pada hari Minggu dalam lelang yang dijalankan oleh regulator AS. Saham First Republic Bank anjlok 36% dalam perdagangan premarket. Saham tersebut telah kehilangan 97% nilainya tahun ini. Saham JP Morgan naik 2,6% sementara diperdagangkan datar di kontrak berjangka S&P 500.

Dikabarkan JPMorgan Chase & Co kemungkinan akan menjual surat utang setelah setuju untuk membeli First Republic Bank. Dilansir dari laman Bloomberg, pada Selasa 2 Mei 2023, Seorang analis Arnold Kakuda menilai bank-bank mungkin perlu mengumpulkan US$ 10 miliar setelah setuju untuk mengakuisisi aset bank gagal tersebut sebesar US$ 208 miliar.

Penerbitan surat utang ini akan menjadi yang pertama bagi JPMorgan sejak Desember lalu, dan memungkinkan untuk mempertahankan kapasitas penyerapan kerugian utang jangka panjang yang memenuhi syarat serta konsisten dengan level saat ini.

“Persyaratan utang jangka panjang JPMorgan adalah 4,5% dari ekposur leverage yang serupa dengan aset. Dengan menambahkan dana lebih dari US$ 200 miliar aset First Republic, tetapi tidak ada utang, JPMorgan mungkin perlu menerbitkan sekitar US$ 10 miliar,” ungkap Kakuda.

Setelah menyetujui pengambilalihan, JPMorgan hanya mengambil alih deposito First Republic Bank, namun tidak mengambil obligasi maupun saham preferennya.

Perjalanan First Republic Bank Hingga Bankrut

Berdasarkan situs resminya, First Republic didirikan pada tahun 1985 oleh Jim Herbert. Tepatnya pada tanggal 1 Juli 1985, bank membuka kantor pertamanya di 201 Pine Street di San Francisco. Saat jumlah karyawan yang bekerja kurang dari 10 orang. Dengan nilai perusahaan $8,8 juta, First Republic waktu itu adalah salah satu bank terkecil di AS, di antara sekitar 14.000 bank lainnya.

Maju ke Juli 2020, menjelang ulang tahun yang ke-35, First Republic memiliki lebih dari 5.000 karyawan di lebih dari 80 kantor di tujuh negara bagian. Melalui pertumbuhan organik, First Republic telah menjadi bank AS terbesar ke-14 dengan nilai perusahaan lebih dari $19 miliar. Bank mengklaim ini merupakan rekor pertumbuhan total nilai perusahaan sebesar 25% per tahun selama 35 tahun. “Pertumbuhan kami tidak pernah menjadi tujuan, namun, hanya hasil dari merawat klien kami, komunitas, dan satu sama lain,” kata bank dalam pernyataan yang tertera pada situsnya.

Maju lagi ke 13 Maret 2023, usai kolapsnya SVB dan Signature, Presiden AS Joe Biden menyebut perbankan AS aman, namun saham bank regional terus berjatuhan dengan First Republic anjlok hingga 60% dalam sehari. Kemudian pada 16 Maret 2023, sebanyak 11 bank besar AS tanggung rente menyediakan bantuan US$ 30 miliar kepada First Republic yang diinisiasikan oleh Menkeu AS Yellen dan bos JPMorgan Jamie Dimon.

Pada 17 Maret 2023, sehari setelah mendapatkan kepastian bantuan, saham First Republic kembali merosot dan diisukan tengah dalam pembicaraan dengan sejumlah pemodal swasta (private equity/PE) untuk mengakuisisi sebagian bisnis perusahaan.

Lalu, First Republic anjlok 50% pada 25 April 2023, pasca pengungkapan kinerja keuangan. Keesokannya, saham terus ambles pada sampai menyentuh harga US$ 5,69 per saham dari semula mencapai US$ 150 sekitar setahun sebelumnya.

Pada 1 Mei 2023, First Republic diambil alih oleh LPS AS dan segera dijual ke JPMorgan Chase, menjadikannya bank AS terbesar kedua berdasarkan aset yang runtuh setelah Washington Mutual pada tahun 2008. (Afrizal/m2)

(Tulisan ini diolah dari berbagai macam sumber )

Share This Article

Related Articles

Responses