
JAKARTA – Saham emiten kontraktor tambang nikel PT Hillcon Tbk (HILL) berhasil mencetak kenaikan harga cukup siginfikan pada hari pertama perdagangan di BEI. Saham berkode HILL ditutup pada harga Rp 1330 per saham, naik Rp 80 per saham atau sebesar 6,4% dibanding harga IPO senilai Rp 1250 per saham. Sempat pada perdagangan awal meyentuh level tertinggi Rp1380 per saham, namun karena banyak investor yang melakukan profit taking, membuat harga tertekan kembali dan ditutup pada harga Rp 1330.
HILL yang mengklaim sebagai perusahaan penambang nikel terbesar di Indonesia pada saat IPO menawarkan sebanyak-banyaknya 442,3 juta saham baru atau hanya 15% dari total modal ditempatkan dan dsetor penuh. Dengan penetapan harga penawaran umum Rp 1.250 per saham, HILL mengantongi dana segar sebesar Rp 552,87 Miliar.
Alam prospectus perseroan dijelaskan, bahwa dana segar itu rencananya akan digunakan untuk mendukung perkembangan bisnis entitas anak perusahaan Perseroan yaitu PT Hillconjaya Sakti (HS) dengan rincian sebagai berikut:
Sebesar 55% untuk modal kerja terkait dengan biaya produksi penambangan, sisanya 45% akan digunakan untuk belanja modal yang terdiri atas pembelian alat-alat untuk mendukung kegiatan operasional HS yaitu berupa alat berat (main Fleet dan supporting fleet).
Kendati saham HILL telah mengalami kenaikan siginfikan pada hari pertama, Hersan Qiu, direktur utama HILL dalam sambutan perdagangan saham perdana, mengingatkan agar investor bisa bertahan lama memegang saham perseroan.
Sementara itu, Jaya Andika, Direktur Investasi Hillcon, mengatakan tahun ini pihaknya mentargetkan memperoleh pendapatan mencapai Rp 6 triliun. “Target ini naik dua kali lipat dari tahun lalu sebesar Rp 3 triliun. Dengan pendapatan sebesar itu, diharapkan laba yang akan diperoleh sekitar Rp 700-800 miliar.
Hillcon memulai usahanya sebagai penyedia layanan konstruksi sipil sebelum kemudian melebarkan sayapnya ke bidang jasa pertambangan batubara pada tahun 2008 dan kemudian jasa pertambangan nikel pada tahun 2013.
Jaya menambahkan, perseroan saat ini sedang menjajaki kerjasama untuk mendapatkan kontrak baru dari tiga perusahaan. Melalui kontrak ini diharapkan ada penambahan volume jasa tambang nikel hingga 6 juta ton.