
JAKARTA–Bank Indonesia dalam laporan perkembangan indikator stabilitas nilai rupiah (24 Maret 2023), menyampaikan bahwa aliran modal asing yang masuk selama tahun 2023, berdasarkan setelmen sampai dengan 21 Maret 2023 mencapai sekitar Rp43 triliun. Terdiri dari arus dana asing masuk ke pasar Surat Berharga Negara (SBN) Indonesia mencapai Rp41,98 triliun ditambah masuk ke pasar modal dalam bentuk pembeliaan saham senilai Rp1,07 triliun.
Sementara aliran dana asing yang keluar berdasarkan data transaksi 20 – 21 Maret 2023, hanya mencapai Rp0,14 triliun atau sama dengan hanya Rp140 miliar. Itu terdiri dari pelepasan Surat Berharga Negara (SBN) oleh asing senilai Rp0,05 triliun dan pelepasan saham di pasar modal senilai Rp0,09 Triliun.
Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Erwin Haryono dalam keterangan resminya, pada Jumat 24 Maret 2023 di Jakarta, mengatakan aliran modal asing keluar bersih itu berasal dari pasar Surat Berharga Negara (SBN) senilai Rp50 miliar dan dari pasar saham sebesar Rp90 miliar.
Masih tingginya dana asing bertahan di SBN Indonesia, salah satunya karena imbal hasil (yiled) yang diberikan masih cukup menarik. Tercatat untuk SBN Indonesia berjangka waktu tenor 10 tahun memberikan yield sebesar 6,88%. Sementara US Treasury atau SBN nya Amerika Serikat untuk tenor yang sama 10 tahun, hanya memberikan yield 3,427%. “Level yield surat utang Indonesia tersebut lebih menarik dan jauh dari yield surat utang Amerika Serikat atau UST Treasury Note tenor 10 tahun yang juga turun ke level 3,427 persen,” ujar Erwin.
Namun Erwin mengakui, premi risiko investasi (credit default swap/CDS) Indonesia untuk tenor 5 tahun, minggu ini per 23 Maret 2023 naik ke level 104,21 basis poin (bps) dibandingkan posisi per 17 Maret 2023 yang hanya 103,66 bps..
Sedangkan indeks dolar AS (DXY) alami tekanan dan melemah ke level 102,53. Indeks dolar AS adalah indeks yang menunjukkan pergerakan dolar terhadap enam mata uang negara utama lainnya, yakni euro, yen Jepang, pound Inggris, dolar Kanada, krona Swedia, dan franc Swiss.
Kondisi ini membawa dampak positif terhadap rupiah, di mana nilai tukar rupiah dibuka menguat Rp200 ke posisi Rp15.140 per dolar AS pada Jumat 24 Maret 2023, dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan Selasa, 21 Maret 2023, Rp15.340 per dolar AS.
BI, menurut Erwin akan terus memperkuat koordinasi dengan pemerintah dan otoritas terkait serta mengoptimalkan strategi bauran kebijakan untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan guna mendukung pemulihan ekonomi lebih lanjut. (afrizal/m2)
Perkembangan Nilai Tukar 20 – 24 Maret 2023
Pada akhir hari Selasa, 21 Maret 2023
- Rupiah ditutup pada level (bid)340 per dolar AS.
- YieldSBN (Surat Berharga Negara) 10 tahun stabil di 6,88%.
- DXY[1]melemah ke level 102,53.
- YieldUST (US Treasury) Note[2] 10 tahun turun ke level 3,427%.
Pada pagi hari Jumat, 24 Maret 2023
- Rupiah dibuka pada level (bid) Rp15.140 per dolar AS.
- Yield SBN 10 tahun turun ke 6,86%.
Aliran Modal Asing (Minggu IV Maret 2023)
- Premi CDS Indonesia 5 tahun naik ke 104,21 bps per 23 Maret 2023 dari 103,66 bps per 17 Maret 2023.
- Berdasarkan data transaksi 20 – 21 Maret 2023, nonresiden di pasar keuangan domestik jual neto Rp0,14 triliun terdiri dari jual neto Rp0,05 triliun di pasar SBN dan jual neto Rp0,09 triliun di pasar saham.
- Selama tahun 2023, berdasarkan data setelmen s.d. 21 Maret 2023, nonresiden beli neto Rp41,98 triliun di pasar SBN dan beli neto Rp1,07 triliun di pasar saham.