OJK Tetapkan Saham HAJJ Sebagai Efek Syariah

Paparan publik saham HAJJ

JAKARTA – PT Arsy Buana Travelindo Tbk yang siap melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) berkode saham HAJJ, dipastikan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sebagai efek syariah.  Penetapan efek syariah ini didasarkan pada Keputusan Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan terkait dengan penetapan Efek Syariah yaitu Keputusan Nomor: KEP-30/D.04/2023 tentang Penetapan Saham PT Arsy Buana Travelindo Tbk. sebagai Efek Syariah pada 24 Maret 2023.

Sebelumnya perseroan sudah menetapkan harga penawaran umum perdana saham atau Initial Public Offering (IPO) sebesar Rp140 per saham dan saat ini proses penawaran sedang berlangsung mulai 28 Maret hingga 3 April 2023.

HAJJ menurut prospektus di Bursa Efek Indonesia (BEI), pada Selasa 28 Maret 2023, HAJJ telah menawarkan sebanyak 687,10 juta saham atau 29,99 persen dari modal disetor dan ditempatkan setelah IPO. Dengan harga penawaran tersebut, perseroan yang dijadwalkan melantai di BEI pada 5 April 2023 ini berpeluang meraih dana segar sebesar Rp96,19 miliar. Seperti dilansir oleh AntaraNews.

HAJJ yang bergerak di bidang biro perjalanan wisata, khususnya umroh dan haji ini juga akan menerbitkan sebanyak 549,68 juta Waran Seri I atau sebanyak 34,28% dari total jumlah saham ditempatkan dan disetor. Waran Seri I dapat dilaksanakan selama masa berlakunya pelaksanaan yaitu mulai 4 Oktober 2023 hingga 3 April 2026 dengan harga pelaksanaan Rp175.

Perihal penggunaan dana, perseroan akan menggunakan sebesar 60% dari dana hasil IPO HAJJ untuk reservasi tiket pesawat. Sementara 40% lainnya akan digunakan untuk reservasi slot kamar hotel.

Perjanjian dengan pihak penyedia tiket pesawat dan slot kamar hotel akan ditandatangani setelah perseroan mendapatkan dana hasil IPO, yang akan dilaksanakan pada kuartal II hingga kuartal III tahun 2023. Selain itu, rencana penggunaan dana untuk modal kerja akan dilakukan guna memenuhi kebutuhan musim umrah periode 19 Juli 2023 hingga 6 Juli 2024.

Sedangkan, dana untuk modal kerja perseroan berupa pembayaran reservasi slot kamar hotel, tiket pesawat, dan land arrangement berhasil diperoleh dari pelaksanaan Waran Seri I.

Hingga 17 Maret 2023 BEI mencatat sebanyak 33 perusahaan telah masuk dalam pipeline IPO yang berasal dari berbagai sektor dengan kepemilikan aset Rp50 miliar hingga Rp250 miliar.

Perusahaan dari sektor barang konsumen non primer tercatat sebanyak delapan perusahaan, sektor transportasi & logistik dan barang baku sebanyak lima perusahaan, serta sektor teknologi sebanyak empat perusahaan.

Selain itu, sektor keuangan dan sektor properti sebanyak tiga perusahaan, sektor barang konsumen primer sebanyak dua perusahaan, serta satu perusahaan sektor industri, kesehatan, dan infrastruktur. (afrizal/m2)

Share This Article

Related Articles

Responses