Perkembangan Sistem Keuangan Berbasis Teknologi di Indonesia

Perkembangan Sistem Keuangan Berbasis Teknologi

Tren perkembangan sistem keuangan sering menjadi perbincangan yang hangat saat ini, apalagi keberadaan dari perusahaan start-up yang sudah menjamur di banyak negara di dunia, termasuk Indonesia. Bahkan beberapa di antaranya telah jadi tren tiap tahunnya. Salah satu contohnya adalah fintech atau financial technology. Fintech adalah inovasi teknologi yang modern pada bidang keuangan. 

Fintech oleh masyarakat luas diakui membawa dampak dan keuntungan yang cukup besar untuk urusan finansial. Kemajuan dari teknologi membuat fintech kian diminati, itulah alasan fintech banyak dibicarakan. Bahkan di tahun 2021 ini, fintech masihlah jadi tren dunia, termasuk juga di Indonesia. 

Berikut adalah hal-hal yang mendukung perkembangan sistem keuangan berbasis teknologi di Indonesia yang begitu cepat. 

Baca Juga: MILI, Siap Membantu Pelaku UMKM Melakukan Digitalisasi Bisnis

Faktor Perkembangan Sistem Keuangan dengan Basis Teknologi di Indonesia

1. Teknologi yang Semakin Mudah, Cepat, dan Praktis

Sekarang ini, masyarakat dunia sedang berada dan menjalani peradaban dengan teknologi-teknologi canggih. Hampir semua pekerjaan sudah dapat kamu lakukan dengan sebuah benda di genggaman tangan. Perkembangan sistem keuangan dengan basis teknologi seperti fintech sudah terjamin mempunyai keuntungan yang bermanfaat serta bawa banyak kemudahaan untuk semua penggunanya. 

Tidak hanya karena mudah, proses dari pengolahan keuangan pun praktis dan cepat. Kamu tak perlu untuk secara langsung datang ke lokasi fintech dan mengisi formulir di kertas yang sampai berlembar-lembar. Tinggal memakai gadget, internet, dan aplikasi, Kamu sudah dapat penuhi dan mengelola kebutuhan keuangan atau finansial kamu sendiri. Contohnya mulai dari investasi berbentuk uang, surat utang emas, dan lain sebagainya, sampai meminjam dana untuk keperluan pendidikan ataupun bisnis. 

2. Dapat Jangkau Berbagai Macam Kalangan

Dengan adanya sistem peer-to-peer landing, fintech bisa untuk menjangkau banyak kalangan pada berbagai wilayah. Oleh karena itu, masyarakat yang menjadi pendana ataupun peminjam dapat merasakan dampak finansial baik untuk kehidupan. Selain dapatkan keuntungan yang bentuknya persentase imbal hasil, menjadi pendana, kamu pun mempunyai kesempatan berkontribusi untuk meningkatkan perekonomian negara. 

Perusahaan fintech pun sediakan modal untuk pebisnis pada pelaku bisnis kecil atau kalangan bawah, menengah, ataupun bahkan atas yang memang ingin membuat bisnis lebih berkembang. Inilah yang menjadi pembeda dari perusahaan fintech dengan bank konvensional. Kebijakan di bank konvensional yang berbelit dan rumit, membuat masyarakat luas lebih memilih untuk beralih ke fintech untuk dapatkan tingkatkan taraf hidup. Inilah yang membuat pertumbuhan sistem keuangan dengan basis teknologi sangat pesat karena banyak yang minat. 

3. Keamanan yang Terjamin

Satu lagi yang menjadi pendukung dari berkembangnya sistem keuangan berbasis teknologi menjadi berkembang pesat dan masih jadi tren di tahun ini, yakni karena adanya bukti kelegalan dan keamanan dari perusahaan fintech. Meskipun masih cukup banyak juga oknum nakal dan tak bertanggung jawab dengan salah gunakan fintech untuk kepentingan dan keuntungan pribadi. Namun, kamu bisa tenang, karena kamu bisa mengecek terlebih dahulu kelegalan dari fintech di situs website OJK (Otoritas Jasa Keuangan) ataupun di situs website AFPI (Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia), apakah fintech sudah terdaftar secara resmi ataupun tidak. 

Fintech yang sudah resmi terdaftar di OJK punya keamanan tingkat tinggi serta terenkripsi secara baik. Sehingga data dari pengguna pun terjamin aman serta tak akan Fintech salahgunakan. 

Perkembangan sistem keuangan ini cukup signifikan di Indonesia, apalagi fintech, karena di tahun 2016 ada sekitar 24 fintech yang sudah resmi terdaftar di OJK dan berkembang terus hingga tahun 2020 bulan agustus. Total dari penyelenggara fintech yang terdaftar dan sudah memiliki izin jumlahnya sebanyak 158. 
Baca Lainnya: Apa itu Business Model Canvas dan Bagaimana Cara Membuatnya

Share This Article

Related Articles