PT Jababeka Tbk (KIJA) Alami Rugi Selisih Kurs Rp404 Miliar

Kota Jababeka terletak 35 kilometer sebelah timur Jakarta. Meliputi area di wilayah Cikarang, Kabupaten Bekasi. Kabupaten Karawang di timur, Bogor di selatan dan Jakarta di Barat. Laut Jawa terletak di sebelah utara Kabupaten Bekasi.

JAKARTA—PT Jababeka Tbk (KIJA) mengakui perseroan alami penurunan perolehan laba bersih usaha hingga 50% lebih atau mencapai Rp41 miliar pada tahun buku 2022. Padahal tahun sebelumnya, perseroan berhasil membukukan laba Rp87,6 miliar. Faktor utama yang menyebabkan penurunan ini adalah pelemahan nilai tukar Rupiah terhadap Dolar AS selama tahun 2022 yang lebih besar dibandingkan tahun 2021, tulis siaran pers JIKA yang dikirimkan ke BEI.

Corporate Secretary Muljadi Suganda, menuliskan,perseroan selama tahun 2022, mencatatkan rugi selisih kurs sebesar Rp404,0 miliar pada tahun 2022, dibandingkan dengan rugi selisih kurs sebesar Rp77,7 miliar pada tahun 2021.

Namun jika dilihat dari perolehan laba kotor perseroan, justeru alami peningkatan 28% menjadi Rp1,400 Triliun pada tahun 2022. Pada saat yang sama, marjin laba kotor konsolidasi juga meningkat menjadi 51% pada tahun 2022, dibandingkan dengan 44% pada tahun 2021.

Alasan utama peningkatan ini, karena perolehan marjin laba kotor yang lebih tinggi pada pilar Infrastruktur, yang meningkat dari 29% di tahun 2021 menjadi 40% di tahun 2022. Terutama disebabkan adanya penerimaan sebagian atas tagihan yang tertunda di Bekasi Power (yang berasal dari tagihan dari bulan Oktober 2021 hingga Januari 2022) di tahun 2022. Sedangkan biaya produksi yang terkait dengan tagihan tersebut telah dibukukan sebagian besar di tahun sebelumnya. “Sehingga margin laba kotor dari pilar Land Development & Property meningkat dari 58% pada tahun 2021 menjadi 63% pada tahun 2022, terutama disebabkan oleh berkurangnya kontribusi dari lahan di Kendal yang memiliki margin lebih rendah dibandingkan dengan lahan di Cikarang,” ungkap Muljadi.

Selanjutnya, marjin laba kotor untuk bangunan pabrik standar, serta produk residensial dan komersial meningkat masing-masing sebesar 2%, 8%, dan 4% dibandingkan tahun 2021. Terakhir, marjin laba kotor dari pilar Leisure & Hospitality meningkat dari 31% di tahun 2021 menjadi 34% di tahun 2022.

Pendapatan Leisure & Hospitality Tumbuh 30%

Perseroan selama tahun 2022, berhasil membukukan total pendapatan sebesar Rp 2,720 trililin bertumbuh 9% dibandingkan perolehan tahun 2021. Pendapatan itu ditopang oleh tiga pilar bisnis, yaitu land development & property, tanah, ruko, rumah dan apartemen, infrastruktur dan pilar bisnis lainnya.

Pilar land development & property Perseroan mencatat peningkatan pendapatan sebesar 8% dari Rp1.272,7miliar pada tahun 2021 menjadi Rp1.378,2miliar pada tahun 2022 yang didorong oleh peningkatan pada semua segmen di dalam pilar tersebut, terutama penjualan tanah matang, yang mengalami peningkatan pendapatan dari Rp736,8miliar pada tahun 2021 menjadi Rp780,0miliar pada tahun 2022. Selain itu, penjualan tanah dan bangunan pabrik standar mengalami peningkatan pendapatan dari Rp77,3miliar di tahun 2021 menjadi Rp111,6miliar di tahun 2022.

Terakhir, pendapatan tanah dan rumah, ruko dan apartemen juga meningkat dari Rp404,4miliar di tahun 2021 menjadi Rp423,5miliar di tahun 2022. Pendapatan dari pilar Infrastruktur Perseroan (terutama listrik, air, air limbah, estate management, dan dry port) meningkat 9% dari Rp1.123,3miliar di tahun 2021 menjadi Rp1.219,4miliar di tahun 2022.

Peningkatan kinerja pilar ini juga terjadi di semua subsegment, yaitu dry port, listrik dan jasa & pemeliharaan (air, air limbah, dan pengelolaan kawasan) masing-masing sebesar 19%, 9% dan 2%. Pendapatan berulang dari pilar Infrastruktur berkontribusi 45% terhadap total pendapatan pada tahun 2022, sama dengan tahun 2021. Pilar Leisure & Hospitality KIJA membukukan peningkatan pendapatan sebesar 30% menjadi Rp122,6miliar pada tahun 2022.

Hal ini disebabkan oleh peningkatan pendapatan dari vila dan pariwisata, golf, serta agribisnis dan konsultasi masing-masing sebesar Rp9,2miliar, Rp13,3miliar, dan Rp6,7miliar pada tahun 2022. Kontributor utama dari pilar Leisure & Hospitality tetap berasal dari subsegmen golf, yang menyumbang 62% dari pendapatan pilar ini pada tahun 2022, dibandingkan dengan 66% pada tahun 2021.

EBITDA Perseroan pada tahun 2022 tercatat sebesar Rp1,087 triliun, meningkat 33% dibandingkan dengan tahun 2021 yang mencatat EBITDA sebesar Rp817,1miliar. Penjualan pemasaran perseroan berhasil membukukan marketing sales real estat sebesar Rp1,72 triliun pada tahun 2022, melampaui target FY22 sebesar Rp1,7 triliun sebesar 1% dan melampaui sebesar 21% dari pencapaian FY21 sebesar Rp1,42triliun.

2023, Targetkan Sales Rp 2 Triliun

Target marketing sales Perseroan untuk tahun 2023 adalah sebesar Rp2 triliun, 16% lebih tinggi dibandingkan dengan pencapaian tahun 2022 yang didukung oleh pipeline penjualan lahan industri yang solid dan menjanjikan di Cikarang dan Kendal.

Sebesar Rp1 triliun dari target tersebut diharapkan berasal dari Cikarang & lainnya (tidak termasuk JV), yang terdiri dari Rp750miliar dari tanah matang dan bangunan industri, serta Rp250 miliar dari properti residensial dan komersial di Cikarang dan lainnya. Sisanya sebesar Rp1 triliun berasal dari perusahaan-perusahaan Joint Venture Perseroan, dimana Kendal merupakan kontributor terbesar dengan target marketing sales sebesar Rp800 miliar pada tahun 2023, dan Rp200 miliar dari proyek-proyek residensial/komersial di Cikarang.  (andre/m1)

Share This Article

Related Articles

Responses