PT Merdeka Battery Akuisisi Huaneng Metal  

JAKARTA–PT Merdeka Battery Minerals Tbk (MBMA) yang minggu lalu listing di BEI mengumumkan bahwa perseroan telah menandatangani perjanjian bersyarat untuk mengakuisi 60% saham PT Huaneng Metal Industry (HMI).  Diketahui, Huaneng adalah perusahaan yang berlokasi di Morowali Indonesia Bagian Timur dan memiliki fasilitas high grade nicel matte (HGNM).

Dalam transaksi ini, perseroan menganggarkan dana sekitar US$75 juta untuk menguasai 60% saham HMI, di mana sisanya 40% dikuasai anak perusahaan Tsingshan.    HMI sendiri merupakan anak usaha dari Group Eternal Tsingshan Limited yang telah memproduksi  dan mengelola nikel matte dengan kadar rednah sejak tahun 2022

Dengan membangun pabrik peleburan berteknologi tinggi rotary klin electric furnace (RKEF) HM I dapat mengelola nikel matte kadar rendah atau low grade nickel matte (LGNM) 1 yang menghasilkan nikel matte dengan kandungan besi rendah dan kadar nikel yang tinggi 70%.  Dan HMI telah berhasil memproduksi sebanyak 50.000 ton nikel matte per tahun.

Dengan akuisisi HMI ini, diharapkan Merdeka Battery dapat menghasilkan pendapatan yang cukup besar. Setidaknya mentransmisikan aset RKEF yang lebih besar untuk menghasilkan nikel kelas 1 yang berarti memberi ruang nilai tambah. “Rencana akuisi ini ditargetkan dapat rampung pertengahan tahun 2023 ini,” tulis keterangan manajemen MBMA dalam siaran pers nya.

Perseroan saat listing berhasil mengantongi dana segar Rp8,745 triliun dengan melepas 11 miliar saham pada harga Rp795 per saham. Dana segar itu sebahagiannya atau sekitar 48% digunakan untuk modal kerja, antara lain akan digunakan  untuk mengambil alih hak tagih sebesar US$30 juta yang timbul dari Perjanjian Fasilitas Dukungan Induk tanggal 23 Agustus 2022 yang diberikan oleh MDKA kepada PT Merdeka Tsingshan Indonesia (MTI)

Dan sejak listing pada 18 April 2023 lalu, harga saham perseroan belum mampu terdongkak. Pada hari pertama hanya naik 90 pin dari harga Rp795 per saham ditutup pada harga Rp885 per saham. Sejak itu harga terus melorot, bahkan hingga perdagangan sesi pertama ditutup (Senin, 8 Mei) berada di bawah harga listing Rp790 per saham, dengan total nilai transaksi tertinggi di hari pertama listing mencapai Rp1,161 triliun.

Pada Selasa, 18 April 2023, jam perdagangan PT Bursa Efek Indonesia (BEI) juga dibuka oleh PT Merdeka Battery Materials Tbk (MBMA), dalam rangka pencatatan saham MBMA di Papan Pengembangan BEI.

MBMA adalah perusahaan yang melaksanakan hilirisasi dalam rantai nilai baterai kendaraan bermotor listrik (electric vehicle). MBMA memiliki sejumlah portofolio aset bisnis yang berkualitas tinggi yang terletak di Sulawesi Tengah dan Sulawesi Tenggara, Indonesia, terutama meliputi tambang SCM, smelter Rotary Kiln-Electric Furnace (RKEF), proyek Acid Iron Metal (AIM), kawasan industri di Konawe (Indonesia Konawe Industrial Park/IKIP) dan kedepannya pabrik High Pressure Acid Leach (HPAL). PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) adalah pengendali MBMA melalui PT Merdeka Energi Nusantara.

Share This Article

Related Articles

Responses