Saham TLKM di Telkomsel Naik, Singtel Turun, Usai Melepas IndiHome

JAKARTA — PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) berencana melepas Segmen Bisnis IndiHome senilai Rp58,250 triliun kepada anak usaha lainnya yaitu PT Telkomsel. Aksi korporasi berdampak pada kepemilkan saham TLKM pada Telkomsel meningkat menjadi 69% dari sebelumnya 65%.

Hal ini disampaikan manajemen TLKM dalam keterbukaanya kepada pihak BEI pada 28 April 2023 lalu. Dalam pemaparan laporan keuangan interm yang tidak diaudit, menejamen menyatakan, pada tanggal 6 April 2023, berdasarkan Conditional Spin-Off Agreement (“CSA”), Perseroan akan mengalihkan Segmen Bisnis IndiHome ke Telkomsel paling lambat pada tanggal 1 Juli 2023. Dengan demikian seluruh aset dan utang Perseroan sehubungan dengan Segmen Bisnis IndiHome beralih karena hukum kepada Telkomsel.

Nilai Segmen Bisnis IndiHome yang akan dialihkan adalah Rp58,250 triliun. Sebagai imbalannya, Telkomsel akan menerbitkan 33.300 saham baru kepada Perusahaan, sehingga kepemilikan Perusahaan menjadi 70,4% dan mendilusi kepemilikan SingTel menjadi 29,6%.

Sebelumnya PT Telkomsel dimiliki oleh PT Telkom Indonesia (TLKM) sebanyak 65% dan Singtel sebesar 35%. Menurut sumber di Kementeriaan BUMN, sebenarnya pihak Pemerintah menginginkan membeli seluruh saham Singtel, namun tidak dilepas oleh Singtel.

Mungkin, karena alasan itu pula, pihak SingTel berniat menggunakan sebagian haknya untuk pre-order penerbitan 1.551 saham baru yang akan dikeluarkan Telkomsel. Penerbitan saham baru tersebut akan dibayar tunai sebesar Rp2,713 triliun oleh Singtel. Sehingga menjadikan kepemilikan TLKM pada Telkomsel menurun dari 70,4% menjadi sebesar 69,9% dan 30,1% oleh SingTel.

Perseroan juga telah menyampaikan kepada BEI, bahwa anak usaha perseroan yaitu PT Telkomsel telah menarik pinjaman dari Bank Of China senilai Rp1 triliun pada 26 April lalu,

Laba Q1 2023 Rp8,448 Triliun

Berdasarkan Laporan Keuangan PT Telkom Tbk (TLKM) Tahun 2022 yang dipublikasikan di situs IDX, Telkomsel berhasil meraup penghasilan sebesar Rp89 triliun dengan laba berjalan sebesar Rp18.5 triliun. Dan untuk periode laporan kuartal I tahun 2023, atau selama 3 bulan mencatatkan perolehan laba periode berjalan Rp8,448 triliun. Laba ini  meningkat siginfikan 7,5% dari perolehan laba perolehan berjalan akhir kuartal 2022. Dengan asumi perolehan laba selama 3 triwulan ke depan sama, diasumsikan perseroan dapat membukukan laba akhir tahun 2023 mencapai Rp33,3 triliun.

Tak heran, Menteri BUMN Erick Thohir sering menyindir Telkom dan menginginkan Telkomsel langsung dimiliki Kementerian BUMN agar bisa secara langsung memberikan keuntungan yang lebih besar lagi.

Sementara itu dalam hal aset lancar pada kuartal I tahun 2023 juga alami kenaikan Rp 400 miliar dari Rp 55,057 triliun menjadi Rp 55,441 triliun, sedangkan aset tidak lancar naik Rp3 triliun dari Rp 220,135 triliun menjadi Rp223,031.  Sehingga total aset perseroan secara keseluruhan bertambah Rp 3 triliun dari Rp 275,192 triliun menjadi Rp278,472 triliun.

Dalam menghadapi konidi gejolak perekonomian global yang belum bisa diantipasi , perseoan telah menekan utang jangka pendek pihak ketiga sebesar Rp5 triliun hingga menjadikan total liabilitas jangka pendek perseroan turun dari Rp 70,388 triliun menjadi Rp65,338 triliun, di mana utang bank jangka pendek turun dari Rp8,191 triliun menjadi Rp7,759 triliun. Sementara untuk utang jangka panjang turun tipis sekitar Rp100 miliar. Total liabilitas tiga bulan turun sekitar Rp5 triliun dari Rp125,930 triliun menjadi Rp120,831 triliun.

Modal perseroan terdiri dari ekuitas Rp135,613 triliun atau sekitar 69,08% dan utang senilai Rp60,709 triliun atau sekitar 30,92%. Utang alami penurunan sekitar Rp3 triliun atau menjdai Rp60,709 triliun dari sebelumnya Rp63,041 triliun. Di sisi lain, jumlah ekuitas perseroan meningkat sekitar Rp8 triliun menjadi Rp157,641 triliun dari sebelumnya hanya Rp149,262 triliun.

Sementara anak usaha lain yaitu PT Mitratel, pada 14 April 2023 dikabarkan telah membagikan dividen tunai sebesar Rp1,767 triliun dengan rincian dividen senilai Rp1,250 triliun atau sebesar Rp15,1178 per saham dan dividen special sebesar Rp517 miliar atau sebesar Rp6,2631 per saham.

Dan Mitratel akan juga melakukab buy back saham dengan menggangarkan dana Rp1,5 triliun dengan maksimal pembeliaan saham tidak akan melebihi 7,88% dari jumlah modal yang berlaku.

Perseroan juga menyampaikan selama tiga bulan lalu (Januari-Maret) telah membelanjakan pembeliaan barang modal segmen alias capital expenditure (Capex) senilai Rp7,401 triliun, angka ini naik dari Capex triwulan sebelumnya yang hanya Rp5,712 triliun. “Anggaran  ini difokuskan pada pengembangan infrastruktur jaringan telekomunikasi demi pengalamana digital pelanggan yang lebih baik,” jelas Ririek Adriansyah, Direktur Utama TLKM Sabtu (26/4) lalu.

Share This Article

Related Articles

Responses