JAKARTA – PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) diproyeksikan masih bisa mencatatkan pertumbuhan penjualan meski pasar semen di Indonesia sedang dilanda kelebihan pasokan.
Direktur SMGR Adi Munandir mengatakan pasar semen di Indonesia saat ini sedang dilanda kelebihan pasokan semen hingga 120 juta ton per tahun dengan permintaan hanya mencapai 60 juta sampai 65 juta ton per tahun. Demikian tulis bisnis.com.
Adi telah menyiapkan serangkaian strategi untuk bisa mendongkrak penjualan di tahun 2023 ini dengan memperkuat panga pasar domestik sambil melakukan penetrasi ke pasar mancanegara.
SMGR saat ini tengah membidik pasar ekspor ke Amerika hingga Afrika Selatan. Hal ini sebagai optimalisasi kegiatan penjualan dari seluruh jejak produksi yang ada dalam portofolio SMGR.
Dalam peluang ekspor dia mengatakan jejak yang ada di Vietnam mempermudah SMGR untuk melihat kondisi pasar dan level harga pokok produksi di negara lainnya. Dalam peluang ekspor dia mengatakan jejak yang ada di Vietnam mempermudah SMGR untuk melihat kondisi pasar dan level harga pokok produksi di negara lainnya.
Dari pasar domestik dia menyebut Indonesia Timur menjadi dominan pada 2022. Kemudian SMGR juga memiliki pangsa pasar di Sumatera, Jawa, dan Sulawesi sehingga dapat mencakupi mayoritas pasar domestik.
Dia berharap kinerja perseroan dapat meningkat dengan adanya perbaikan model bisnis yang diterapkan perseroan. Salah satu model bisnis yang diterapkan adalah mega distributor. Model bisnis ini merupakan penerapan mekanisme terkait dengan sentralisasi dan integrasi kegiatan penjualan semen.
Analis Sinarmas Sekuritas Michael Filbery menyebut permintaan semen masih positif pada 2023. Hal ini lantaran adanya peningkatan anggaran infrastruktur sebesar 7,8 persen terutama untuk pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) akan meningkatkan permintaan semen.