
PT Bursa Efek Indonesia (BEI) berhasil menyerap dana segar masyarakat sekitar Rp 1,3 Triliun melalui penawaran saham perdana emiten baru di awal tahun ini. Perolehan dana itu dihasilkan dari listing 10 emiten selama Januari lalu yang mencapai Rp 882,5 miliar dan 6 emiten yang listing pada pekan lalu di bulan Februari senilai Rp 417,1 miliar. Atau secara rata-rata per emiten hanya mampu menyerap dana investor sekitaran Rp 80 Miliaran.
Pekan lalu, tepatnya 8 Februari 2023, BEI mersemikan pembukaan perdagangan perdana saham 4 emiten secara bersamaan di BEI. Yaitu PT Vastland Indonesia Tbk (VAST), PT Haloni Jane Tbk. (HALO), PT Solusi Kemasan Digital Tbk (PACK) dan PT Pelita Teknlogi Global Tbk (CHIP). Pada acara yang diselenggarakan secara hybrid offline dan online itu, I Gde Nyoman Yetna, direktur BEI mengajak kepada seluruh perusahaan, khususnya emiten yang baru listing untuk menjadikan bursa efek sebagai house of growth. “Mari kita jadikan pasar modal ini sebagai rumah pertumbuhan bagi perusahaan di Indonesia,” ungkap Nyoman seperti dalam tayangan youtube di laman idx.co.id
Nyoman juga mengingatkan emiten agar memanfaatkan potensi masuknya investor asing ke pasar modal Indonesia. “Perusahaan (emiten-red) perlu memperhatikan factor actractiveness bursa saham dan menjaga bottom line kinerja perusahaan di mata investor,” ungkapnya.
Masuknya 16 emiten baru hingga awal Februari lalu, setidaknya menambah jumlah emiten di BEI hingga kini menjadi 838 emiten. Dipastikan jumlah emiten baru akan terus bertambah. Sebelumnya Iman Rachman, Direktur Utama BEI menargetkan, setidaknya akan ada 57 perusahaan yang akan listing pada tahun ini. “Bursa Efek Indonesia (BEI) pasang target sebanyak 57 perusahaan bakal melakukan penawaram umum saham perdana (initial public offering/IPO) pada 2023,” ungkap Iman pada akhir tahun lalu.
Sementara, Menteri Keuangan Sri Mulyani pada penutupan bursa akhir tahun lalu, menantang BEI agar bisa mengajak lebih banyak lagi perusahaan untuk masuk pasar modal. Sri Mulyani berharap emiten di BEI bisa mencapai 1.000 emiten . “Jadi yang saat ini ada sekitar 40 perusahaan dalam pipeline itu agar bisa didorong terus untuk melantai di bursa,” ujar Sri Mulyani dalam acara penutupan perdagangan BEI akhir tahun lalu, seperti ditulis antaranews.com.
Sementara itu, ada beberapa perusahaan lagi yang rencana akan listing dalam waktu dekat. Salah satunya, PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) yang akan melepas maksimal 10,35 miliar saham atau 25% dengan nilai nominal Rp 500 melalui IPO. Harga penawaran IPO saham PGE Rp 820-945, sehingga dana yang diserap maksimal Rp 9,78 triliun. (mas)