JAKARTA – AKR Corporindo (AKRA) memperoleh pendapatan dari menjual lahan 44,5 hektare di Kawasan Ekonomi Khusus Java Integrated Industrial and Port Estate (KEK-JIIPE) seharga Rp1,11 triliun pada 2022. Harga penjualan lahan industri di Kawasan Ekonomi Khusus JIIPE melebihi target dan menjadi salah satu kontributor pendapatan terbesar kedua perseroan.
Presiden Direktur AKRA Haryanto Adikoesoemo mengungkapkan JIIPE berhasil mencatat penjualan tanah seluas 44,5 hektar seharga Rp 1,11 triliun selama 2022 dan menarik investor internasional. Dalam hal pendapatan pada bisnis kawasan industri, perseroan alami pertumbuhan income dua kali lipat alias naik 114% menjadi Rp1,15 triliun.
Kian banyaknya industri berat dan pelanggan lain yang membangun pabrik di KEK JIIPE, AKRA optimistis mampu membangun pendapatan berulang yang stabil dan terus berkembang untuk AKRA.
Haryanto menambahkan, Kawasan JIIPE saat ini sudah menjadi tujuan berbagai industri termasuk kendaraan listrik (electrical vehicle – EV), baterai, bahan kimia, kaca dan industry berat lain yang mendapat manfaat dari peleburan tembaga jalur tunggal terbesar dan kilang logam mulia yang sedang dibangun di JIIPE.
Sebelumnya JJIPE juga sudah kedatangan investor kakap dari Cina yaitu Hailing Group, salah satu produsen pipa dan batang tembaga terbesar di dunia. Perusahaan asal cina tersebut akan membangun pabrik cooper foil baterai kendaraan listrik atau electric vehicle di JIIPE Gresik Jawa Timur dengan nilai investasi US$849 juta atau senilai yuan 6,9 miliar, seperti ditulis kontan.co.id.
Selain mengembangkan KEK-JIIPE , AKRA juga dikenal sebagai emiten distributor BBM dan bahan kimia dasar. Pendapatan dari sisi bisnis utama perdagangan dan distributor BBM meningkat 89% menjadi Rp 44,70 triliun dari sebelumnya hanya Rp23,71 triliun. Kenaikan ini, menurut Haryanto dipicu oleh segmen minyak dan kimia dengan pertumbuhan volume dan harga jual rata-rata komiditi yang lebih tinggi.
Pendapatan segmen lain berasal dari manufaktur yang tumbuh 17% dari perolehan R[p 684 miliar pada tahun 2021 menjadi Rp800 miliar di akhir 2022.
Kinerja positif sepanjang 2022 mencatatkan pendapatan konsolidasi perseroan senilai Rp47,54 triliun atau bertumbuh 85% dibandingkan pendapatan tahun sebelumnya yang hanya Rp25,70 triliun. Begitu juga dalam hal perolehan laba bersih perseroan naik dua kali lipat dari angka Rp 1,11 triliun pada tahun 2021 menjadi Rp 2,40 triliun pada akhir 2022.