Kenali Apa itu Sertifikasi dan Apa Perbedaannya dengan Sertifikat

Kenali Perbedaan Sertifikasi dengan Sertifikat

Sertifikasi selalu berkaitan dengan sertifikat meski keduanya sangat berbeda. Kata pertama menunjukkan kata kerja, suatu proses. Sedangkan satunya lagi merupakan kata benda yang artinya secara nyata dapat dilihat.

Kamu tentu pernah memiliki sertifikat sebagai hasil atau bukti dari mengikuti kegiatan. Dalam berbagai bidang sering diberikan sertifikat kepada setiap peserta. Bukan hanya lembaran dokumen namun memiliki makna.

Terkait pertanyaan apa itu sertifikasi, tidak jarang dokumen tersebut berlaku untuk kepentingan lain. Misalnya untuk melamar pekerjaan, untuk menduduki posisi penting dalam perusahaan, sebagai izin dalam menjalankan aktifitas dan sebagainya.

Dalam bidang usaha sertifikat dibutuhkan sebagai verifikasi produk. Dimana jaminan mutu dan keamanan sangat berpengaruh terhadap keberhasilan penjualan. Maka setiap pengusaha selalu mengikutsertakan produknya untuk dilakukan evaluasi.

Baca juga: Hal Produktif yang Bisa Kamu Lakukan untuk Mengisi Waktu Luang Kamu: Pelatihan Online

Mengenal Apa yang Dimaksud Sertifikasi

Mengenal Apa yang Dimaksud Sertifikasi

Seperti yang telah kita bahas sebelumnya perlu ada proses yang bisa jadi tidak sebentar untuk menghasilkan sebuah sertifikat. Bentuknya lain-lain seperti training, tes kompetensi, pengujian pihak tertentu dan sebagainya.

Sertifikat akan keluar oleh penyelenggara proses tersebut dengan mengikuti standar penilaian. Jadi sangat penting arti dari dokumen, sebab hanya bisa keluar dari pihak yang secara profesional telah tetap.

Jadi, apa itu sertifikasi? Adalah proses penilaian secara profesional suatu kemampuan, layanan, barang, kualitas berdasarkan evaluasi. Ada batasan yang menjadi acuan dalam melakukan penilaian tersebut.

Sehingga antara daerah satu dengan lainnya memiliki standar sama, kualitas sama. Proses evaluasi tersebut terjadi oleh pemerintah atau badan independen dan badan pengaturan standar nasional maupun internasional.

Badan yang melakukan evaluasi contohnya Badan Nasional Sertifikasi Profesi, AAJI, Badan Akreditasi Perguruan Tinggi, BPOM, MUI. Sedangkan skala internasional contohnya ISO (International Organization for Standardization).

Sertifikasi tidak berlaku seumur hidup dari sekali hasil penilaian. Namun ada masanya, untuk profesi umumnya 3 tahun. Untuk produk bisnis mungkin berbeda seperti hasil penilaian BPOM dan MUI.

Untuk mendapatkan pengakuan standar layanan dan produk, maka pebisnis perlu melakukan uji kembali. Sama seperti profesional, diperlukan tes kompetensi ulang untuk memperbarui dokumen evaluasi tersebut.

Ada sanksi yang berlaku apabila standarisasi tidak memenuhi atau tidak ada bukti. Ini tentu akan merugikan kamu sebagai pebisnis maupun profesional. Dari penjelasan ini sudah menjawab apa itu sertifikasi.

Baca juga: Tips untuk Berhasil Mendapatkan Sertifikasi Profesi

Kegunaan Penilaian dalam Sebuah Bisnis

Bisnis baik online maupun offline lebih meyakinkan apabila kamu memiliki standar. Untuk layanan, produk, kualitas, profesional dan lainnya. Berikut kegunaan bukti evaluasi badan berwenang untuk bisnis kamu.

1.  Meyakinkan konsumen

Jadi apa itu sertifikasi ternyata memiliki manfaat dalam meyakinkan konsumen. Contoh label Halal dari MUI dalam kemasan produk makanan yang kamu jual. Ini penting bagi konsumen muslim.

Label Dermatological tested, penting bagi pengguna skincare atau kosmetik. Sebab berkaitan dengan keamanan produk terhadap pemakai. Label ini menunjukkan bahwa perusahaan telah melakukan pengujian langsung ke kulit manusia.

Nomor seri BPOM menunjukkan produk makanan, kosmetik, skincare, bodycare dan sebagainya aman. Karena sudah melalui proses sertifikasi dari badan khusus yang berwenang yaitu BPOM.

2.  Bukti profesionalitas bisnis

Berbagai label yang ada pada produk, apabila kamu juga memilikinya membuktikan profesionalitas. Tidak hanya menjual untuk mendapatkan untung. Namun kamu memperhatikan kualitas, keamanan, citarasa dan bukti patuh terhadap aturan.

Label-label penting dalam setiap produk maupun layanan bermanfaat juga untuk menghindari hal-hal tidak kamu inginkan. Contoh tanda bahwa tempat bisnis kamu menerapkan protokol kesehatan, menghindarkan sanksi secara hukum.

3.  Branding

Tidak jarang label hasil dari proses sertifikasi bisa menjadi branding. Sebagai nilai jual yang bisa jadi lebih unggul daripada pesaing. Contoh, makanan berlabel less sugar bisa jadi kelebihan untuk dijual.

Informasi ini mungkin penderita diabetes butuhkan pada saat ingin membeli produk makanan. Secara tidak langsung kamu akan mendapatkan konsumen tetap yaitu para penderita keluhan gula darah tinggi.

Baca juga: Buat Kamu Yang Lagi Susah Mendapatkan Pekerjaan, Simak Tips Cepat Dilirik HR Perusahaan Bonafit

Macam-macam Evaluasi Produk Skala Nasional

Ada berbagai macam evaluasi yang perlu kamu lalui sebelum kamu memasarkan produk, supaya ijin usaha tidak pemerintah cabut. Berikut macam evaluasi yang nantinya kamu buktikan dengan sertifikat produk di Indonesia.

1.  Sertifikasi IRTP

Kamu tentu tidak asing dengan label atau nomor P-IRT pada produk makanan hasil produksi home industry. Meski dalam skala lokal, namun setiap produk makanan wajib memilikinya.

Label ini berkaitan dengan aspek kesehatan dan kandungan bahan dalam produk pangan. Sekaligus menunjukkan bahwa tempat usaha dan aktivitasnya telah mendapatkan izin badan yang melakukan evaluasi.

2.  Label HACCP atau Hazard Analysis and Critical Control Points

Sertifikasi ini dikeluarkan oleh Badan Karantina Ikan, label ini khusus diberikan bagi pengelola budidaya ikan yang akan melakukan ekspor. Ikan harus memenuhi standar kualitas yang sudah tetap oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan.

3.  Produk Halal MUI

Makanan, kosmetik, skincare, bodycare, obat-obatan wajib memilikinya. Diverifikasi dan dikeluarkan oleh MUI, berlaku selama 2 tahun. Pebisnis harus membuat pembaruan 3 bulan sebelum masa berlaku habis.

Jika kamu menjual produk non-halal perlu dicantumkan keterangan, bukti perusahaan memahami apa itu sertifikasi. Supaya konsumen yang akan membeli mendapatkan informasi kandungan di dalamnya. Dalam hal ini membantu kamu menentukan target pemasaran.

4.  Label SNI

Hampir semua tipe produk wajib memiliki label ini termasuk produk pangan. Dikeluarkan oleh Badan Standarisasi Nasional dan berlaku hanya untuk penggunaan dalam negeri untuk menjamin keamanan masyarakat.

Baca juga: Hal Produktif yang Bisa Kamu Lakukan untuk Mengisi Waktu Luang Kamu: Pelatihan Online

Mengenal Perbedaan Sertifikasi dan Sertifikat

Dari penjelasan sudah didapat kesimpulan bahwa sertifikasi dan sertifikat jelas perbedaannya. Sertifikat adalah bukti, secara fisik umumnya berupa dokumen lembaran yang menjelaskan hasil dari suatu penilaian.

Kamu gunakan sebagai acuan dalam menentukan kualitas, kompetensi profesional, keamanan produk, kandungan bahan, syarat kualifikasi dan standarisasi. Yang terdapat nama profesional atau badan usaha yang kamu maksud.

Hanya kamu dapatkan setelah melalui proses sertifikasi dari badan berwenang. Hasilnya mengikuti ambang batas kandungan tertentu untuk produk. Contoh, kandungan alkohol dalam makanan atau kosmetik.

Sertifikat berlaku untuk masa tertentu. Selanjutnya kamu harus melakukan pembaruan dengan kembali melalui tahapan ini. Inilah perbedaannya, ada proses panjang dan berkaitan dengan aturan badan evaluasi.

Jelas bahwa proses evaluasi yang harus kamu lalui tersebut adalah sertifikasi. Dalam proses ini tidak jarang memerlukan dokumen pendukung. Walaupun hasilnya nanti juga dalam bentuk dokumen atau nomor registrasi.

Proses evaluasi yang panjang ini guna membuktikan bahwa seseorang memiliki keahlian tertentu. Memiliki tingkatan atau grade, memenuhi suatu persyaratan berkaitan dengan profesional. Menunjukkan tingkat kecerdasan atau skill.

Apa itu sertifikasi dalam bisnis pangan? Evaluasi hadir untuk menguji kandungan dan manfaat bahan. Kadar bahan yang memiliki resiko terhadap kesehatan. Jika lolos, artinya aman untuk masyarakat konsumsi sesuai tujuan produksinya.

Pada kosmetik, rangkaian evaluasi untuk mengetahui apakah terdapat bahan berbahaya di atas batas ambang. Apakah memiliki manfaat sesuai dengan promosi, lama penggunaan yang aman (ditunjukkan dalam batas expired produk).

Secara garis besar perbedaan ada pada makna proses dan hasil. Keduanya berkaitan dengan penilaian yang wajib dilakukan dan memiliki bukti untuk digunakan dalam berbagai kepentingan.

Informasi lebih lengkap mengenai proses maupun bukti dokumen bisa kamu baca dari berbagai artikel. Minimal dari penjelasan ini kamu paham mengenai sertifikasi, hasil yang didapat dan caranya.

Lihat juga: Paham Tentang Dasar Hukum Sertifikasi Kompetensi

Share This Article

Related Articles