Brantas Energi Raih Pembiayaan SMI dan Hibah Pemerintah Inggris

JAKARTA–PT Brantas Energi (BREN) yang merupakan anak usaha PT Brantas Abipraya (Persero) mendapat suntikan dana investasi dari PT Sarana Multi Infrastuktur (Persero) (SMI) untuk mengembangkan proyek Energi Baru Terbarukan (EBT) dan juga dana hibah dari Palladium Internasional, Ltd. melalui Program Mentari.

Program Mentari merupakan kerjasama pengembangan Transisi Energi Rendah Karbon Pemerintah Kerajaan Inggris dengan Republik Indonesia. BREN menandatangani perjanjian untuk mendukung tiga proyek Energi Terbarukan tenaga air dengan total kapasitas pembangkitan sebesar 7 MW. “Hal ini juga merupakan bukti kontribusi BREN terhadap percepatan pengembangan energi rendah karbon di Indonesia,” ujar Firmansyah Ibnu Haryoso, Direktur Utama Brantas Energi.dalam siaran pers di laman bumn.go.id.

Dari total biaya pembangunan proyek dibutuhkan dana sebesar Rp 210 miliar, “Pemerintah Inggris akan ikut berkontribusi sebesar Rp 21 miliar melalui hibah Program Mentari,” tambah Firmansyah.

Guna mempercepat transisi energi terbarukan di Indonesia dan mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, universal dan akses energi yang inklusif, proyek ini juga mendapat suntikan dana berupa pinjaman dari SMI.

Penandatangan kerjasama itu,  dihadiri jajaran direksi Brantas Abipraya dan Jajaran Direksi serta Komisaris BREN, juga dihadiri oleh Bapak Ianto Jones, Head of Low Carbon Energy Kedutaan Besar Inggris, Bapak Julio Retana sebagai Ketua Tim dari Program Mentari dan Ibu Sylvi Juniarty Gani, Direktur Keuangan dan Investasi PT SMI.

Sebagai tambahan informasi, tiga pembangkit listrik tenaga air yang disokong dalam program ini adalah PLTM Pandanduri – NTB; PLTM Titab – Bali; dan PLTM Batanghari – Sumatera Barat, nantinya akan menggunakan bendungan eksisting yang saat ini digunakan untuk irigasi dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).

Proyek-proyek baru ini akan memberikan manfaat dengan menghasilkan listrik dari kelebihan debit air yang mengalir. Dengan banyaknya jumlah waduk di seluruh Indonesia, pengaplikasian teknologi ini sangat mungkin untuk dapat direplikasi tanpa harus memberikan dampak kepada lingkungan dan sosial.

Firmansyah juga menambahkan bahwa potensi pembangkit yang berbasis Energi Terbarukan sangat besar di Indonesia, salah satu pelaksanaannya adalah melalui pemanfaatan bendungan eksisting Barang Milik Negara (BMN) seperti yang dilakukan oleh BREN pada Bendungan Pandanduri, Bendungan Titab dan Bendungan Batanghari melalui skema Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU) dengan Kementerian PUPR.

Suradi, Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko Brantas Abipraya menyampaikan pada kondisi saat ini, interest rate untuk melakukan pinjaman investasi relatif lebih tinggi dibandingkan tahun-tahun sebelumnya yang disebabkan karena isu perekonomian di tingkat global dan regional, membuat para investor terbebani. BREN sebagai investor pada sektor pembangkit Energi Terbarukan sangat terbantu dengan adanya Program Mentari. Diharapkan program ini dapat berlanjut untuk membantu aspek finansial investasi dan memberikan dukungan pada pengembangan pembangkit tenaga energi terbarukan yang berkelanjutan di Indonesia.

Share This Article

Related Articles

Responses