
JAKARTA — Asian Development Bank (ADB) menandatangani fasilitas pinjaman senilai US$15 juta dengan PT Dharma Satya Nusantara Tbk (DSNG) untuk membantu dalam mengembangkan bisnis pengolahan produk kayu yang berkelanjutan serta meningkatkan penghasilan masyarakat desa dan pengembangan agroforestri tahan iklim di Pulau Jawa, Indonesia.
Pinjaman dari ADB tersebut akan digunakan sebagai belanja modal untuk menerapkan pengembangan energi yang efisien, penghematan penggunaan air dan pengadaan pohon budidaya asli Indonesia, yakni Sengon dan Jabon. Pohon yang dibudidayakan tersebut dapat menjadi alternatif yang berkelanjutan untuk sumber bahan baku kayu alam, mencegah deforestasi dan mendukung keanekaragaman hayati.
DSNG memanfaatkan bahan baku kayu dari Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Jawa Barat. Mayoritas pohon Sengon dan Jabon dibudidayakan oleh petani kecil dan ditumpangsarikan dengan berbagai tanaman lain, antara lain kopi, jagung, dan padi. Selain memanfaatkan lahan yang tidak produktif, menanam pohon secara tumpangsari dengan tanaman pangan dapat mengurangi erosi, meningkatkan kesuburan tanah, dan meningkatkan hasil panen.
“Kawasan ini menghadapi climate shock yang terus meningkat, yang berdampak pada penghidupan, pangan, air, dan kesehatan bagi jutaan orang, di mana kaum perempuan terkena dampak secara tidak proporsional,” kata Spesialis Investasi Senior Departemen Operasi Sektor Swasta ADB, Carine Donges dalam siaran pers.
Bantuan ADB, lanjutnya, akan mempromosikan agroforestri yang berkelanjutan dan inklusif, mencegah deforestasi dan mendukung keanekaragaman hayati. “Sambil menunjukkan bagaimana sektor swasta dapat meningkatkan pendapatan masyarakat desa dan ketahanan iklim melalui model pengadaan yang inovatif dan dengan memberikan pelatihan kepada petani.”
Bantuan teknis yang berupa dana hibah sebesar US$500.000 yang dikelola oleh ADB akan memberikan peningkatan kapasitas dalam praktik pertanian tahan iklim untuk sistem agroforestry yang kompleks dan literasi keuangan kepada sekitar 4.000 petani, setidaknya 1.200 perempuan.
Sebagai pinjaman yang terkait dengan keberlanjutan, pembiayaan ini menunjukkan komitmen ADB dan DSNG terhadap masa depan rendah karbon dan tahan iklim. Fasilitas ini merupakan sustainability-linked financing pertama dari DSNG, dengan adjustment pricing setelah mencapai target keberlanjutan tahunan yang telah ditetapkan sebelumnya, termasuk melatih petani untuk mendapatkan sertifikasi pengelolaan hutan dari Forest Stewardship Council. Selain itu, pinjaman tersebut telah menerima second opinion yang independen, sesuai dengan prinsip industri.
Direktur DSNG Jenti Widjaja mengatakan aspek kerbelanjutan selalu menjadi hal penting dalam setiap cara DSNG menjalankan bisnisnya, dan kami terus mendorong perseroan untuk mencapai nilai dan dampak positif kepda masyarakat. “Pinjaman yang terkait keberlanjutan dengan ADB ini sejalan dengan visi kami untuk menjadi bisnis yang bertanggung jawab atas masyarakat, planet, dan kemakmuran bersama,” kata Jenti.
Dia menambahkan dengan menerapkan metrik keberlanjutan melalui aspek utama bisnis perseroan, mulai dari rantai pasokan dan operasi hingga pembiayaan.
“Kami berupaya untuk memperkuat keselarasan antara menciptakan nilai dan memberikan dampak positif bagi semua pemangku kepentingan dalam segmen usaha produk kayu kami.”