
Para pelaku usaha seringkali membuat kesalahan pembukuan UMKM. Dalam menjalankan sebuah bisnis pembukuan menjadi hal yang tidak bisa di lewatkan.
Pembukuan bisa menjadi bahan evaluasi sejauh mana perkembangan bisnis serta mengetahui tingkat keuntungan atau kerugian yang kamu alami. Sebenarnya usaha atau bisnis sangat lekat dengan akuntansi.
Pelaku usaha tentu tidak hanya mahir dalam menjalankan strategi bisnis, namun juga harus piawai membuat laporan keuangan. Mereka juga perlu menghindari kesalahan dalam pembukuan UMKM.
Pembukuan juga bisa kamu jadikan bahan pertimbangan atau dasar bagi para pebisnis untuk mengambil keputusan. Sehingga dalam pembuatannya harus kamu perhatikan dengan benar-benar.
Akan tetapi pada faktanya, sejumlah pelaku usaha masih sering kali melakukan kesalahan pembukuan UMKM. Hal ini berpotensi membuat kerugian hingga menyebabkan sejumlah pihak lain tidak lagi memberikan kepercayaan.
Oleh sebab itulah, pelaku Bisnis tidak boleh menyepelekan pembukuan. Bukan hanya untuk bisnis besar saja, pengusaha kecil-kecilan sebenarnya juga penting memiliki catatan kas masuk dan keluar.
Dengan begitu segala macam permasalahan bisnis yang mereka hadapi bisa terselesaikan, asalkan laporan keuangan transparan dan tercatat dengan runtut.
Baca juga: Belajar Investasi Saham untuk Pemula
Berbagai Kesalahan Pembukuan UMKM yang Sering Dilakukan
Dalam membuat pembukuan memang kamu harus memperhatikan setiap detailnya, jangan sampai ada kesalahan sedikitpun. Berikut ini kesalahan pembukuan yang paling sering terjadi bagi para pelaku usaha, yaitu sebagai berikut:
1. Hanya melihat kebutuhan jangka pendek
Sebagian besar pengusaha membuat laporan hanya terfokus pada transaksi harian. Kebanyakan dari mereka mengesampingkan transaksi jangka panjang seperti bulanan atau tahunan.
Pada faktanya, angka-angka dari transaksi atau kebutuhan jangka panjang tersebut memiliki pengaruh besar terhadap kondisi keuangan. Agar dapat membuat perkiraan perkembangan bisnis di masa depan maka melihat kebutuhan jangka panjang sangat penting di lakukan.
Dengan menghindari kesalahan dalam pembukuan UMKM pengusaha bisa melihat potensial risiko yang bisa saja kamu alami dan terjadi sekaligus menemukan solusi pemecahannya.
2. Akun pribadi dan akun usaha dijadikan satu
Kesalahan pembukuan UMKM berikutnya adalah tidak memisahkan penggunaan akun pribadi dan usaha, dalam hal ini terkait penggunaan uang. Keperluan kebutuhan sehari-hari atau rumah tangga seharusnya tidak menggunakan uang perusahaan atau usaha.
Jika tetap kamu lakukan, hal ini dapat membuat sistem pembukuan keuangan menjadi rancu. Bahkan akan berdampak negatif apabila terus kamu lakukan dalam jangka panjang.
Pelaku usaha akan kehilangan uang yang harusnya dapat kamu manfaatkan sebagai sumber investasi lainnya. Jika lebih banyak kamu gunakan untuk kepentingan pribadi, bukan hal tidak mungkin usaha itu mengalami kerugian besar.
3. Sering membuang bukti pembayaran
Harusnya pengusaha selalu menyimpan bukti pembayaran dari setiap transaksi yang dilakukan. Kesalahan satu ini paling sering dilakukan sebab mereka menilai bukti pembayaran adalah hal sepele.
Padahal pada faktanya nota atau bon bisa kamu jadikan sebagai bukti otentik yang sangat berguna dalam pembukuan keuangan. Apabila terjadi perbedaan angka saat kamu memproses laporan, maka nota tersebut bisa kamu jadikan bukti valid.
Kamu bisa menyimpan setiap kwitansi dan menyusunnya secara rinci agar terhindar dari kesalahan dalam pembukuan UMKM. Sebagai contoh penyusunan mingguan atau bulanan. Dengan begitu proses pencatatan kas masuk keluar bisa tersusun serinci mungkin.
Profesionalitas seorang pengusaha tidak hanya dalam hal menjalankan strategi bisnis saja. Namun juga harus mendukung kemampuan pencatatan laporan. Apabila kedua hal itu dapat berjalan selaras maka bisa kamu pastikan bisnis akan semakin berkembang.
Karena pebisnis dapat menentukan berbagai keputusan dengan tepat berlandaskan pencatatan keuangan. Untuk itulah penting bagi setiap pengusaha mengetahui berbagai kesalahan pembukuan UMKM dan hal lainnya yang berhubungan dengan membangun bisnismu.
Lihat lainnya: Perkembangan Sistem Keuangan Berbasis Teknologi di Indonesia