Kredit Perbankan Tumbuh 8,08%. BI Pertahankan BI7DRR 5,75%.

JAKARTA – Bank Indonesia (BI) mencatat kredit perbankan tumbuh sebesar 8,08 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) pada April 2023.

Perry Warjiyo, selaku Gubernur BI menyampaikan hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) pada Kamis 25 Mei 2023 di Jakarta, di mana BI akan terus berupaya mendorong intermediasi perbankan sebagai bentuk dalam pemulihan ekonomi Indonesia. “Bank Indonesia akan terus mendorong intermediasi perbankan guna menjaga momentum pemulihan ekonomi,” ungkap Perry.

Pertumbuhan kredit tertinggi terjadi pada kredit investasi sebesar 10,12 persen yoy. Kemudian, pertumbuhan tertinggi berikutnya berasal dari kredit konsumsi sebesar 8,68 persen yoy dan kredit modal kerja sebesar 6,55 persen yoy.

Pertumbuhan kredit pada segmen Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) tercatat sebesar 6,83 persen yoy pada April 2023. Capaian itu didukung oleh realisasi penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) sebesar Rp53,93 triliun hingga 30 April 2023.
Sedangkan dari sisi pembiayaan syariah, pertumbuhan kredit pada April 2023 tercatat sebesar 18,68 persen yoy.

Gubernur BI juga mengatakan pertumbuhan kredit didorong oleh peningkatan permintaan korporasi serta penawaran perbankan. Dari sisi permintaan, pertumbuhan kredit yang tinggi tercatat pada korporasi di sektor pertambangan, industri, dan jasa.

Sementara dari sisi penawaran, Perry mengatakan bank optimis mampu mencapai target penyaluran kredit 2023. Hal itu sejalan dengan berlanjutnya perbaikan ekonomi serta tetap longgarnya likuiditas dan lending standard.

Terkait hal tersebut, BI melihat likuiditas perbankan dan perekonomian yang tetap longgar memengaruhi perkembangan suku bunga kondusif. Dengan demikian, longgarnya likuiditas perbankan berkontribusi positif dalam mendorong kredit atau pembiayaan.

Sejalan dengan arah kebijakan likuiditas Bank Indonesia yang akomodatif, indikator rasio Alat Likuid terhadap Dana Pihak Ketiga (AL/DPK) tercatat tinggi yakni 26,58 persen pada April 2023.

Pertahankan Suku Bunga BI7DRR
Dalam menjaga momentum pertumbuhan kredit tersebut, RDG juga memutuskan untuk tetap mempertahankan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 5,75%, suku bunga Deposit Facility sebesar 5,00%, dan suku bunga Lending Facility sebesar 6,50%.

Keputusan mempertahankan BI7DRR sebesar 5,75% ini konsisten dengan stance kebijakan moneter untuk memastikan inflasi inti terkendali dalam kisaran 3,0±1% di sisa tahun 2023 dan inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) dapat segera kembali ke dalam kisaran sasaran 3,0±1% pada triwulan III 2023.

Fokus kebijakan juga akan diarahkan pada penguatan stabilisasi nilai tukar Rupiah untuk mengendalikan inflasi barang impor (imported inflation) dan memitigasi dampak rambatan ketidakpastian pasar keuangan global. Kebijakan likuiditas dan makroprudensial longgar tetap dilanjutkan untuk mendorong penyaluran kredit/pembiayaan dan tetap terjaganya stabilitas sistem keuangan. Akselerasi digitalisasi sistem pembayaran terus didorong untuk perluasan ekonomi dan keuangan digital dan penguatan stabilitas sistem dan layanan pembayaran. Bauran kebijakan moneter, makroprudensial, dan sistem pembayaran Bank Indonesia tersebut terus diarahkan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. (afrizal/m2)

Share This Article

Related Articles

Responses