JAKARTA – Emiten kontraktor batu bara PT Samindo Resources Tbk (MYOH) alami penurunan kinerja selama 2022, khususnya dalam hal perolehan laba bersih perseroan yang turun 47,70% dari US$26,956 juta tahun 2021 hanya menjadi US$14,100 juta atau sekitar Rp219,847 miliar pada akhir 2022 (kurs yang dilaporkan perseroan Rp15,592/US$).
Perolahan laba ini, dikarenakan perseroan alami penurunan penjualan cukup tajam dari US$160,661 juta pada tahun 2021, hanya mampu mencapai US$141,511 juta atau Rp 2,206 triliun
Corporate Secretary Samindo Resources Tbk Ahmad Zaki Natsir mengatakan penurunan pendapatan perseroan tahun lalu dikarenakan volume, terutama volume overburden. “Pendapatan overburden removal MYOH turun 16,31% dari US$110,8 juta di 2021 menjadi US$92,75 juta akhir 2022..
Akibatnya, perusahaan yang sahamnya dimiliki Low Tuck Kwong ini telah kehilangan momen pertumbuhan laba. Sekalipun beban pokok penjualan dan pendapatan alami penurunan dari US$120,187 juta menjadi US$114,595, tetap saja tidak mampu mendongkrak laba bruto. Hingga laba bruto akhirnya ikut turun tajam 33,5 persen dari US$40,473 juta pada 2021 menjadi US$26,915 juta akhir tahun lalu.
Perseroan yang memiliki 4 anak perusahaan yaitu PT Mintec Abadi, PT Sims Jaya Kaltim, PT Trasindo Murni Perkasa dan PT Samindo Utama Kaltim masih beruntung, dapat menikmati kenaikan aset perseroan. Tercatat dalam laporan keuangan yang disampaikan ke BEI, aset lancar MYOH naik dari US$134,410 juta menjadi US$140,311 juta. Begitu juga dengan total aset naik tipis, bertambah hanya US$5,519 juta ,dari US$163,969 juta menjadi US$169,488 juta.
Sementara itu, jumlah liabilitas MYOH turun menjadi US$20,84 juta di akhir 2022 dari US$23,35 di akhir 2021. Adapun total ekuitas MYOH adalah senilai US$148,6 juta, naik dari US$140,6 juta secara tahunan. (andre/m1)