JAKARTA – PT Nusantara Tbk (NSS) rencana lakukan penawaran umum saham perdana/ IPO dengan harga saham ke public sekitar Rp 122 hingga Rp 190 Per saham. Seperti dikutip dari Info Sawit.com bahwa, bersamaan dengan IPO saham, perseroan juga menerbitkan sebanyak 1,784 miliar waran seri I, atau sebanyak 8,82 persen dari total saham ditempatkan dan disetor penuh pada saat pernyataan pendaftaran dalam rangka IPO ini disampaikan.
Setiap pemegang dua saham baru berhak memperoleh satu waran seri I, berhak membeli satu saham baru dengan harga pelaksanaan sebesar Rp182 hingga Rp285 per saham. Apabila seluruhnya dilaksanakan oleh pemegang waran seri I, dana yang akan diperoleh perseroan sebesar Rp324,709 miliar sampai dengan Rp508,473 miliar.
Dalam keterangan resmi pada Jumat minggu lalu, Teguh Patriawan, Presiden Direktur perseroan menjelaskan, dana hasil IPO ini untuk membiayai pembangunan fasilitas produksi, pembiayaan penanaman baru dan modal kerja entitas anak usaha. Dana tersebut akan disalurkan melalui mekanisme penyertaan modal kepada tiga entitas usaha, yaitu PT Borneo Sawit Perdana (BSP) 42,40 persen, PT Bina Sarana Sawit Utama (BSSU) 47 persen untuk kebutuhan biaya belanja modal untuk tanaman kelapa sawit. Kemudian, 10,6 persen sisa dana IPO akan digunakan PT Prasetya Mitra Muda (PMM) untuk modal kerja dalam pembelian pupuk dan bahan kimia pertanian.
Adapun, bertindak sebagai penjamin pelaksana emisi efek dalam IPO ini, yakni PT BRI Danareksa Sekuritas, PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia, PT Sucor Sekuritas, dan PT Samuel Sekuritas Indonesia. Teguh meyakini bahwa, industri minyak sawit atau CPO masih memiliki potensi besar, penjualan NSS mencapai Rp864,31 miliar, atau naik 13,2 persen dibandingka sebesar RpRp763,38 miliar pada September 2021. Perseroan membukukan laba tahun berjalan sebesar Rp66,07 miliar, atau urun 56,1 persen dari sebelumnyaRp147,56 miliar periode sama 2021.