JAKARTA—PT Pelat Timah Nusantara Tbk atau Latinusa (NIKL) dalam acara Publik Ekspose perseroan pekan lalu menyatakan belum dapat membagikan dividen, sekalipun memperoleh laba untuk tahun buku 2022. Direktur Utama Perseroan Jetrinaldi mengungkapkan alasannya dikarenakan perseroan masih memiliki beban utang yang cukup besar.
“Dengan kondisi keuangan di tahun 2022 dimana perusahaan memiliki pinjaman Bank yang cukup besar diatas USD 95juta, maka manajemen mempertimbangkan berdasarkan ketentuan prespektus yang telah ditetapkan untuk tidak membagikan deviden,” demikian papar Jetrinaldi saat menjawab pertanyaan wartawan yang hadir dalam link zoom usai public ekspos perseroan, pekan lalu di Jakarta.
Jetrinaldi menambahkan, bawah rapat menyetujui untuk menetapkan penggunaan laba bersih Perseroan untuk Tahun Buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2022 sebesar USD7.127.218 untuk memperkuat permodalan. Adapun rinciannya sekitar USD3.101.766 atau sebesar 44% dari laba bersih akan dibukukan sebagai cadangan wajib untuk memenuhi ketentuan Pasal 70 Undang Undang No. 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas, yang penggunaannya sesuai dengan Pasal 22 Anggaran Dasar Perseroan. Kemudian sisanya sebesar USD4.025.425 atau sebesar 56% untuk menambah saldo laba guna memperkuat permodalan Perseroan dan menjaga rasio utang terhadap permodalan
Latinusa menyampaikan usulan, bahwa laba bersih digunakan untuk pemenuhan cadangan wajib sesuai dengan undang-undang Perseroan Terbatas sebesar 3 juta atau 40 persen dan sisanya digunakan untuk meningkatkan saldo laba ditahan.
Sebelumnya pada Public Ekspose tahun lalu, direktur utama Latinusa, telah menyampaikan bahwa manajemen tidak ingin membagikan deviden karena baru tahun lalu RE positif dan struktur keuangan Latinusa belum pulih sepenuhnya. Tidak seperti tahun lalu, tetap membagikan dividen, walau kondisi struktur keuangan belum pulih. “Akan tetapi hal tersebut tidak berlanjut untuk tahun ini, karena Latinusa ingin fokus untuk memperbaiki struktur permodalan terlebih dahulu,” paparnya.
Fokus Segmen Makanan dan Minuman
Sementara itu untuk menghadapi tantangan bisnis yang kian ketat, perseroan akan meningkatkan bisnis tinplate untuk pengemasan kaleng produk segmen makanan dan minuman. Pada tahun lalu, segmentasi pasar produk NIKL yang paling besar adalah makanan ringan sebesar 29,81%, disusul susu 25,93%) kimia 15,05%, makanan 13,38% dan cat 11,42%. Dan Latinusa mencoba memanfaatkan peluang yang ada untuk mendapatkan margin yang baik di segmen tersebut.
Perseroan tahun ini akan terus fokus pada segmen yang memberikan margin yang paling baik yaitu segmen makanan dan minuman, daripada harus bersaing pada segmen di mana produk Cina masuk dan marginnya kecil. Selain itu segmen makanan dan minuman dinilai perseroan paling stabil dibanding segmen lainnya.
Perseroan akan mencoba masuk dalam segmen ready to drink, yang merupakan favorit pada saat covid yang menjadi barang langka pada saat itu. Karenanya, perseroan akan berusaha memaksimalkan kapasitas produksi yang ada sebesar 160.000 MT, dengan memperioritaskan pada kualiatas yang lebih tinggi.
Menajemen memperkirakan tahun ini, akan lebih berat tantangannya dibanding tahun 2022, mengingat salah satu pemain terbesar dunia dalam produk tinplate China akan masuk menggarap pasar domestic. “Mulai kuartal 4 (empat) tahun 2022, CIna telah menerapkan kebijakan zero covid, sehingga pasar tinplate domestik kemungkinan besar akan dimasuki produk dari China,” ungkapnya. Sebagaimana diketahui produk dari China harganya lebih murah.
Tahun ini, perseroan menganggarkan Capex senilai US$3,2 Juta. Sumber dana capital itu diperoleh dari dana sendiri, dari lembaga keuangan (pinjaman)