JAKARTA – PT Sarana Multigriya Finansial (SMF) terus konsisten dalam memperkuat peran dan fungsinya sesuai dengan perluasan mandat dari pemerintah untuk dapat mendorong perkembangan ekosistem pembiayaan perumahan di Indonesia.
“Rencana tahun 2023, SMF secara konsisten dan berkomitmen sebagai katalis pembiayaan sekunder perumahan dalam mendorong terciptanya suatu ekosistem guna menyelaraskan seluruh upaya pemenuhan hunian agar dapat berjalan dengan optimal, termasuk upaya-upaya pendanaan kreatif (creative financing),” kata Direktur utama SMF Ananta Wiyogo dalam siaran pers di laman perusahaan (7/3).
Dalam upaya optimalisasi tersebut, lanjutnya, SMF akan menjalankan beberapa langkah strategis di antaranya dengan pengembangan kegiatan usaha, memperkuat pendanaan dengan menjalin kerja sama dengan lembaga dalam dan luar negeri.
“Juga melalui penguatan koordinasi, kolaborasi dan komunikasi dengan stakeholder ekosistem perumahan. Selain itu, juga mendukung peningkatan perekonomian nasional dengan memperkuat sinergi antar BUMN. Selanjutnya, melakukan penguatan di semua lini di internal SMF dengan tetap mengedepankan prinsip GCG.”
Melalui perluasan mandat yang telah diberikan pemerintah, serta berbagai langkah stategis di tahun 2023 ini, SMF siap mendukung akselerasi sektor perumahan baik dari sisi supply maupun demand.
Sepanjang tahun 2022, SMF telah menjalankan berbagai upayanya dalam mendukung pemulihan ekonomi nasional sesuai dengan perluasan mandat yang diberikan oleh pemerintah.
Berdasarkan laporan keuangan audited, tercatat hingga akhir tahun 2022, secara total akumulasi dana yang telah dialirkan SMF ke sektor pembiayaan perumahan sejak tahun 2005 mencapai Rp89,75 triliun. Adapun, total aset SMF hingga akhir tahun 2022 mencapai sebesar Rp32,96 triliun. Pencapaian tersebut ditopang oleh kegiatan penyaluran pinjaman sebesar Rp11,29 triliun serta penerbitan surat utang sebesar Rp3 triliun dan term loan sebesar Rp900 miliar. Adapun laba bersih di tahun 2022 mencapai Rp417,69 miliar.
Terkait penerbitan surat utang korporasi sebagai sumber pendanaan, selama tahun 2022, SMF telah menerbitkan obligasi sebesar Rp3 triliun melalui penerbitan Obligasi PUB VI Tahap III. Sampai dengan akhir tahun 2022, posisi (outstanding) surat utang SMF mencapai Rp12,80 triliun dan (oustanding) pendanaan jangka panjang dari bank sebesar Rp3,2 triliun.
Surat Utang
Perseroan telah aktif menerbitkan surat utang sejak tahun 2009. Hingga akhir 2022, Perseroan sudah menerbitkan 51 kali penerbitan dengan jumlah Rp50,42 triliun, terdiri dari 38 kali penerbitan Obligasi dan Sukuk Mudharabah (penawaran umum) sebesar Rp45,63 triliun, 12 kali Medium Term Notes (penawaran terbatas) sebesar Rp4,67 triliun, dan 1 kali penerbitan Surat Berharga komersial sebesar Rp120 miliar.
Terkait transaksi sekuritisasi, sejak tahun 2009 sampai saat ini, SMF telah berhasil memfasilitasi 15 kali transaksi sekuritisasi, dengan total nilai akumulatif sebesar Rp13,28 triliun. Saat instrumen investasi lain tertekan di tengah wabah pandemi, Efek Beragun Aset berbentuk Surat Partisipasi (EBA-SP) yang diterbitkan oleh SMF justru berhasil mempertahankan rating idAAA. Kondisi tersebut mencerminkan struktur EBA-SP yang diterbitkan SMF solid.
“Dari seluruh dana yang telah dialirkan, SMF telah membiayai kurang lebih 1,508 juta debitur KPR (termasuk KPR Program FLPP) yang terbagi atas 83,81% wilayah barat, 15,56% wilayah tengah dan sisanya sebesar 0,63% wilayah timur.”
Terkait optimalisasi peran dan fungsinya dalam mendorong bangkitnya industri perumahan baik dari sisi supply maupun demand sesuai perluasan mandat yang telah diberikan oleh pemerintah, SMF juga menjaring sinergi dengan berbagai pihak.
Sepanjang tahun 2022, SMF telah menyalurkan produk-produk dalam rangka implementasi perluasan mandat dari pemerintah sebesar Rp2,4 triliun yang terdiri dari Kredit Konstruksi, Kredit Mikro Perumahan, KPRumah Usaha, KPR Inden, serta Kredit Multi Guna Perumahan.