5 Cara Mengembangkan Diri Pebisnis Sikapi Perubahan

5 Cara Mengembangkan Diri Pebisnis Sikapi Perubahan

Terdapat berbagai cara mengembangkan diri yang dapat kamu lakukan sebagai pebisnis. Selain menantang, pengembangan diri juga menjadi tuntutan saat mengambil keputusan berwirausaha.

Pasalnya setiap bisnis berhadapan dengan banyak elemen perubahan. Ketidakmampuan beradaptasi dan menyikapi perubahan dapat mengantarkan bisnis pada jurang kegagalan.

Baca juga: Cara Investasi Reksadana Agar Bisa Cuan Maksimal

Kebutuhan Untuk Mengembangkan Diri

Kebutuhan Untuk Mengembangkan Diri

Menjadi serorang pebisnis berarti mengambil komitmen untuk berhadapan langsung dengan ketidakpastian. Unsur-unsur ketidakpastian tersebut dapat bersumber dari berbagai hal, antara lain:

  • Keuangan;
  • Harga bahan baku;
  • Kebijakan pemerintah;
  • Pemasaran dan konsumen; dlsb.

Di sisi lain, berbagai pihak yang terhubung dan terlibat dalam bisnis cenderung menginginkan unsur-unsur kepastian. Hal tersebut menjadi hal yang lumrah sebagai kebutuhan akan rasa aman.

Beberapa unsur yang cenderung membutuhkan keakuratan dan kepastian dalam bisnis, antara lain:

  • Anggaran;
  • Kebijakan karyawan;
  • Gaji;
  • Harga jual;
  • Rencana produksi; dlsb.

Hal tersebut membuat seorang pelaku usaha harus selalu mengembangkan diri. Dengan terus berkembang, seseorang akan lebih mudah beradaptasi dan memiliki pandangan yang luas.

Namun kebutuhan mengembangkan diri tidak hanya terletak pada pemilik usaha. Pada dasarnya, setiap komponen dalam bisnis juga harus memiliki dorongan untuk terus berkembang.

Akan tetapi, kebutuhan dan tuntutan pengembangan diri setiap orang dalam bisnis akan berbeda-beda. Hal tersebut berkaitan dengan tanggung jawab, posisi, prioritas, dan berbagai aspek lainnya.

Sehingga dorongan untuk mengembangkan diri tidak dapat hanya disikapi sebagai kebutuhan personal. Namun harus juga didorong menjadi sesuatu yang sistematis agar eksis dalam bisnis yang berjalan.

Tujuan utamanya adalah untuk membagi beban bisnis dan risiko pada lebih banyak pihak. Sehingga pekerjaan dapat lebih terukur dan rasional untuk berjalan secara kolektif.

Membagi tanggung jawab pengembangan juga menghindarkan situasi ketergantungan pada sosok tertentu di dalam tim. Hal tersebut tentu menjadi situasi yang perlu kamu hindari dalam berbisnis.

Baca juga: Kenalan Yuk dengan Jenis-Jenis Investasi Reksadana

Manfaat Mengembangkan Diri

Sebuah usaha dengan tim yang memiliki kesadaran mengembangkan diri tentu dapat lebih mudah tumbuh secara kolektif. Selain itu, proses adaptasi internal dan eksternal bisnis dapat berjalan lebih baik.

Hal tersebut tentu menjadi sesuatu yang didambakan setiap perusahaan. Khususnya dalam situasi perubahan terus-menerus yang terjadi saat ini di berbagai bidang.

Baca juga: Mengenal Sertifikasi Kompetensi

Cara Mengembangkan Diri Bagi Pebisnis

Terdapat berbagai metode efektif yang dapat kamu gunakan dalam upaya mengembangkan diri. Sejumlah metode tersebut dapat berjalan secara individu ataupun kolektif.

Berikut ulasan tentang beberapa rekomendasi umum untuk mengembangkan diri bagi pelaku usaha.

1. Mencari Mentor

Berbisnis merupakan pekerjaan yang sangat kompleks. Sebab bisnis tidak hanya terletak pada transaksi, keuntungan, atau salah satu komponen saja.

Bisnis menjadi kesatuan berbagai pekerjaan yang perlu kamu lakukan secara menyeluruh dan simultan. Sayangnya, semua hal tersebut dapat menjadi “terlalu banyak” untuk kamu kelola.

Kondisi tersebut umumnya dapat terjadi pada beberapa percobaan perdana. Situasi kompleks yang dibiarkan dapat mengantarkan kamu pada kegagalan.

Tentu setiap orang dapat mengambil pelajaran dari berbagai pengalaman, termasuk kegagalan. Namun kamu tidak harus melalui semua kegagalan hanya untuk mendapatkan pelajaran bisnis.

Salah satu cara cerdas dan efisien mengembangkan diri adalah dengan belajar melalui pengalaman orang lain. Dalam konteks bisnis, kamu dapat mengambil pelajaran tersebut dari para mentor bisnis.

Mentor bisnis secara sederhana dapat kamu pahami sebagai sosok yang telah melakukan serangkaian uji coba dan praktik bisnis. Sosok-sosok tersebut umumnya juga pernah menemui kegagalan.

Namun justru dari pengalaman gagal tersebut, mereka dapat membagikan informasi penting. Khususnya tentang hal-hal yang perlu dan tidak perlu kamu lakukan dalam mengelola bisnis.

2. Mengembangkan Diri Dengan Mempelajari Konsep Baru

Setiap orang tentu menjadi bagian dari dunia yang terus berubah. Berbagai perubahan tersebut dapat terjadi dalam sektor teknologi, keuangan, kebijakan publik, dan berbagai sektor lain.

Memutuskan menjadi pebisnis berarti menetapkan diri untuk berhadapan langsung dengan semua perubahan tersebut dalam skala yang lebih tinggi. Sebab perubahan yang kamu asumsikan sederhana dapat berdampak besar bagi bisnis dan industri secara keseluruhan.

Kisah tentang berbagai brand populer seperti Nokia, FujiFilm, dan berbagai merk lainnya yang gagal mengembangkan diri dan menyikapi perubahan tentu pernah kamu temui.

Kisah-kisah tersebut menjadi gambaran sederhana tentang risiko seorang pelaku bisnis menghadapi perubahan. Sehingga kebutuhan belajar menjadi salah satu tuntutan utama dalam bisnis.

Kebutuhan belajar tersebut juga dapat kamu terjemahkan harfiah sebagai aktivitas membaca berbagai buku dan literatur bisnis tradisional.

Sebab informasi yang kamu butuhkan dalam berbisnis tidak hanya berasal dari dalam usaha yang sedang kamu kelola. Melainkan perkembangan teknologi, politik, ekonomi, dan berbagai hal lain dari dunia luar.

3. Fokus Pada Pondasi

Pelaku usaha yang sesungguhnya tentu sangat memahami pentingnya pondasi bisnis. Meski terkesan teoritis, namun sejatinya tidak ada bisnis yang dapat bertahan tanpa pondasi yang kokoh.

Dalam model bisnis terkini, pondasi-pondasi tersebut dapat kamu terjemahkan dengan perangkat yang terkenal dengan sebutan Business Model Canvass (BMC).

Adapun aspek-aspek yang terdapat dalam BMC antara lain:

  • Segmentasi pasar;
  • Proposisi nilai;
  • Saluran komunikasi;
  • Hubungan pelanggan;
  • Sumber pendapatan;
  • Sumber daya kunci;
  • Aktivitas kunci;
  • Mitra; dan
  • Struktur kas.

Dengan menganalisa dan memetakannya situasi bisnis secara tepat, beberapa usaha terkadang tidak harus fokus pada keuntungan besar di fase awal pengembangan.

Terdapat aspek kemitraan yang sejatinya dapat meringankan beban operasional. Di sisi lain juga terdapat aspek relasi pelanggan yang dapat menjamin keberlangsungan perusahaan dalam jangka panjang.

Pelaku usaha dapat fokus mengembangkan pondasi yang tergolong masih lemah dan membutuhkan banyak perhatian. Sehingga seluruh aspek dapat berjalan seimbang dan tidak saling membebani.

4. Berinovasi Untuk Terus Mengembangkan Diri

Dengan berbagai perubahan yang dipahami pelaku usaha, elemen inovasi menjadi sesuatu yang tidak terhindarkan. Hal tersebut menjadi bagian dari upaya mengembangkan diri dan beradaptasi.

Inovasi dapat kamu lakukan dalam berbagai skala dan bidang. Salah satunya dengan memperbarui rutinitas dan pola komunikasi dalam perusahaan atau model pengelolaan tim yang lebih transparan.

Aspek inovasi tidak hanya terletak pada produk yang terlihat lebih mewah dan elegan. Inovasi juga dapat lahir dari aspek yang lebih mendasar dan melibatkan manusia sebagai bagian organisasi perusahaan.

Berinovasi pada sumber daya manusia dapat menjadikan tim yang solid, ramah pelanggan, dan produktif. Meski begitu, kamu juga tetap bisa mengembangkan diri dengan berinovasi pada produk dan sektor lain.

5. Mendengarkan Suara Pelanggan

Pelanggan menjadi bagian besar dari ekosistem setiap bisnis. Dalam Business Model Canvas, hampir seluruh elemen pondasi bisnis tersebut berhubungan langsung dengan pelanggan.

Pelanggan terlibat dalam interaksi dengan perusahaan pada berbagai aspek, antara lain:

  • Penargetan dengan spesifikasi produk;
  • Pencocokan dengan nilai yang dikemas dalam produk;
  • Pemetaan model dan saluran komunikasi;
  • Interaksi utama, termasuk transaksi;
  • Pemetaan harga dan dukungan produk;
  • Relevansi mitra pendukung ekosistem bisnis;
  • Pilihan sumber daya produk;
  • Kecocokan harga jual; dlsb.

Dalam perkembangan bisnis modern, seluruh aspek tersebut sebaiknya menempatkan pelanggan sebagain pusat dari proses yang berjalan.

Dengan menempatkan pelanggan sebagai pusat dari proses, berbagai keputusan bisnis akan lebih relevan dan akurat saat proses eksekusi.

Berdialog dan mengambil perspektif pelanggan dapat kamu posisikan sebagai aktivitas mengambangkan diri. Sebab tidak ada bisnis yang dapat berjalan tanpa pelanggan.

Baca juga: Persaingan dengan Tenaga Kerja Asing: Tingkatkan Kompetensi

Kesimpulan

Kebutuhan mengembangkan diri terdapat pada setiap elemen bisnis. Hal tersebut tidak hanya terletak pada pemilik usaha, melainkan seluruh tim dengan tugasnya masing-masing.

Namun kapasitas dan tanggung jawab pengembangan dapat berbeda-beda berkaitan dengan posisi, tanggung jawab, dan orientasi setiap pihak.

Proses pengembangan diri perlu ditempatkan menjadi rutinitas dan kebutuhan harian. Sebab dampak pengembangan tidak dapat terjadi secara spontan dan tidak terencana.

Baca juga: Ini Dia Beragam Sertifikasi Profesi yang Sesuai dengan Tujuan Kamu

Share This Article

Related Articles