
Aplikasi kesehatan saat ini sangat berkembang pesat. PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) yang merupakan perusahaan farmasi terbesar di Indonesia. Kalbe Farma saat ini sedang mengembangkan bisnisnya dengan membangun platform digital layanan kesehatan bernama Klik Dokter. Lukito Kurniawan Gazali menjelaskan hal itu. Beliau merupakan Corporate Secretary Kalbe pada acara talkshow unboxing emiten dipandu David Setyanto, Ketua Asosiasi Analis Efek Indonesia (AAEI).
Startup kesehatan yang Kalbe Farma buat ini menggunakan model bisnis B to C atau Business to Costumer. Ia juga menyebutkan bahwa KlikDokter akan menjalankan kerjasama dengan apotek dan toko-toko obat. Dalam aplikasi tersebut, terdapat layanan untuk melakukan konsultasi dengan dokter dan terdapat daftar apotik dan toko obat.
“KlikDokter memiliki total lebih dari 15 ribu dokter yang juga tersebar di Indonesia dan telah memiliki jumlah konsultasi sebanyak 500.000 per tahun.” JawabLukita.
Startup kesehatan kali ini tentunya masyarakat dapat konsultasi dengan dokter yang berpengalaman. Sehabis itu dokter akan memberikan rekomendasi perawatan. Dokter dapat juga memberi resep obat yang dapat costumer beli di apotek atau toko obat yang telah terdaftar di KlikDokter.
“Sampai sekarang, konsultasi dengan dokter umum kita gratiskan. Kecuali dokter spesialis, seperti dokter jantung, paru dan lainnya,” ungkap Lukita.
Harapannya aplikasi KlikDokter ini akan terus berkembang dan melakukan kerjasama dengan para mitra untuk menjadi startup kesehatan yang baru. Dengan adanya aplikasi ini, Kalbe dapat terus berkontribusi dalam menciptakan keluarga Indonesia yang lebih sehat.
Baca juga: Dua Putra Indonesia Terpilih Menjadi Juri Di Stevie Award
Pengembangan Startup Kesehatan, Kontribusi untuk Masyarakat dan Dunia Keuangan

Startup kesehatan KlikDokter menjadi pembahasan pada acara unboxing yang berlangsung pekan lalu. Lukita juga memaparkan bahwa terdapat empat segmen bisnis Kalbe yang berkontribusi baik. Hingga kini kontribusi terbesar masih berasal dari bisnis logistic dan distribusi yaitu 37%. Hal itu terjadi melalui anak usaha Kalbe yaitu PT Enseval Putera Megatrading Tbk (EPMT).
Sementara untuk sumbangan bisnis Kalbe terbesar terdiri dari segmen produk-produk nutrisi sebesar 27%. Menurut Lukita dalam segmen ini marketnya cukup luas dan besar. Mulai dari produk nutrisi untuk calon bayi dalam kandungan, bayi baru lahir, anak-anak, remaja, dewasa hingga orang tua.
“Semua produk nutrisi kami memang masih berbahan baku susu,” sambung Lukita.
Segmen farmasi juga memberikan dampak baik. Berupa obat-obatan yang banyak terpakai di rumah sakit dan apotek. Terdiri dari obat generik yang tumbuh luar biasa, obat mahal dan obat-obat berlisensi.
Kontribusi dari segmen obat-obatan ini mencapai sekitar 21%. Sisanya dari Consumer Health berupa suplemen sekitar 15%. Seperti produk bejo, extra joss dan beberapa suplemen lainnya.
David Sutyanto yang merupakan moderator Unboxing menilai bahwa bisnis dan kinerja Kalbe terus mengalami peningkatan penjualan dan laba. Hal ini menjadi penanda baik dan sangat layak menjadi saham pilihan bagi investor.
Apalagi emiten ini terus menunjukkan ekspansi bisnisnya secara strategi. Antara lain Kalbe mengakuisisi 80 saham PT Sanofi Indonesia melalui Aventis Pharma, pemegang merek dagang dan produksi Sanofi di Indonesia.
Unboxing Emiten merupakan program talkshow yang bertujuan dalam rangkaian acara CSA AWARDS 2022. Panitia CSA Awards mengundang beberapa emiten untuk menyampaikan prospek bisnis perusahaannya kepada masyarakat umum. Khususnya anggota AAEI, mahasiswa dan juga investor pasar modal.
Baca juga: Tujuan dan Manfaat Sertifikasi Wakil Pedagang Efek