JAKARTA– Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir merasa gembira dengan perolehan kinerja keuangan perusahaan milik negara pada tahun 2022.
Dalam rapat kerja dengan Komisi VI DPR RI, Senin kemarin (13/2/2023), Erick menyampaikan bahwa, secara konsolidasi laba badan usaha milik negara diproyeksikan akan mencapai Rp 303,7 triliun. Angka itu bertambah Rp 179 triliun atau bertumbuh sebesar 143,5% dari hasil perolehan laba konsolidasi akhir 2021 yang mencapai Rp 124,7 triliun.
“Insyaallah nanti kalau diaudit pasti ada kurang lebihnya sekitar Rp303,7 triliun, artinya ada peningkatan yang sangat signifikan sebesar Rp179 triliun,” sebut Erick.
Angka total perolehan laba BUMN itu, kata Erick sudah termasuk perkiraan perlehan laba nontunai PT Garuda Indonesia yang mencapai Rp55,7 triliun.
Kinerja BUMN secara konsolidasi juga terindikasi dari peningkatan aset dari Rp8.978 triliun pada 2021 menjadi Rp9.867 triliun. Sedangkan ekuitas BUMN secara keseluruhan mencapai dari Rp2.778 triliun pada 2021 menjadi Rp3.150 triliun pada 2022.
Hasilnya dari bisnis BUMN juga tumbuh positif, antara lain karena terlihat dari pendapatan yang mencapai Rp2.613 triliun pada 2022 dari sebelumnya yang sebesar Rp2.292 triliun pada tahun sebelumnya.
Bank BUMN Kontribusi 39%
Perolehan laba konsolidasi seluruh BUMN pada tahun lalu, diakui Erick, sebahagian dikontribusikan dari laba perusahaan klaster perbankan. Data yang diolah Portalbisnis.co dari 5 bank BUMN publik menghasilkan total laba sekitar Rp 118 triliun, memberikan kontribusi sekitar 39% dari perkiraaan laba BUMN yang mencapai Rp 303,7 triliun.
Kesemua bank BUMN yang telah menjadi perusahaan publik, selama 2022, juga alami pertumbuhan laba yang signifikan. Secara rata-rata, pertumbuhannya mencapai 54,2% dibanding laba 2021 yang senilai Rp 76,530 triliun.
Pertumbuhan laba terbesar mencapai 68,04% diraih PT Bank BNI Tbk, disusul PT Bank BRI Tbk bertumbuh 59,63%. Disusul PT Bank Mandiri Tbk, PT Bank BSI Tbk dan PT Bank BTN Tbk, yang masing-masing sebesar 46,9%, 41,06% dan terendah 26,58%.
Sementara dari perolehan laba, urutan pertama diraih PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk senilai Rp 51,4 Triliun, disusul PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Rp 41,2 triliiun, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. Rp 18,3 triliun. Disusul PT Bank Syariah Indonesia Tbk sebesar Rp 4,2 triliun dan PT Bank Tabungan Negara (Persero) sebesar Rp 3 triliun. (mas)