
Kinerja Audited PT Adhi Karya (Persero) Tbk. (ADHI) selama 2022 menunjukkan peningkatan usaha yang cukup signifikan. Pendapatan usaha (revenue) perseroan naik 18% dari peroelhan Rp11,5 triluh tagun 2021 menjadi Rp13,5 triliun akhir tahun lalu, atau bertambah Rp2 triliun.
“Bottom line perseroan menunjukkan peningkatan sebesar 47% menjadi Rp81,2 Miliar,’’ tulis Farid Budiyanto Corporate Secretary PT Adhi Karya (Persero) Tbk dalam keterbukaan informasi yang dikirimkan ke BEI. Padahal, lanjutnya, tahun lalu kondisi di tengah adanya peningkatan harga energi dan komoditas akibat kondisi global termasuk Perang Rusia-Ukraina.
Selain pendapatan bertambah,, total beban utang (liabilitas) ADHI pun berkurang dari Rp34,2 triliun di tahun 2021 menjadi Rp31,2 triliun di tahun 2022 atau menurun 9% dibanding tahun sebelumnya. Dalam hal profil utang pun terjadi pergeseran dari utang jangka pendek menjadi jangka panjang atas obligasi yang dimiliki.
Sementara dari sisi permodalan (ekuitas) ADHI bertambah dari Rp5,7 triliun di tahun 2021 menjadi Rp8,8 triliun di 2022 atau meningkat 56% dibanding tahun sebelumnya. Meningkatnya ekuitas dan menurunnya liabitas yang dimiliki ADHI, secara rasio leverage terjadi penurunan rasio debt to equity rasio (DER) 6,05x di tahun 2021 menjadi 3,53x di tahun 2022.
Perseroan juga berhasil membukukan arus kas net operasi yang positif di tahun 2022 sebesar Rp1,2 triliun yang dikontribusikan dari penerimaan cash in dari piutang-piutang yang ada termasuk dari proyek-proyek besar sepanjang tahun 2022.
Hal ini menunjukan konsistensi ADHI dalam menjaga arus kas net operasi positif selama 5 tahun terakhir. Perbaikan kinerja Perseroan sesuai dengan guidance Perusahaan dan didukung oleh upaya-upaya yang telah dilakukan antara lain penagihan piutang-piutang yang semakin membaik, bersikap prudent dalam pemilihan proyek baru, disiplin dalam pengelolaan cashflow, penerapan skema project financing dan funding scheme yang sesuai pada setiap proyek, serta kedisiplinan operasional execellent yang meningkat