
JAKARTA—Rapat Umum Pemegang saham Tahunan (RUPST) PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) menyetujui untuk memberikan cuan berupa dividen kepada investor sebesar Rp 529,34 per saham.
Direktur Utama BMRI, Darmawan Junaidi didampingi direksi lainnya menyampaikan kabar gembira untuk investor ini kepada sekitar 50 media melalui zoom daring di Jakarta, 14 Maret 2023. RUPST telah memberikan persetujuan atas kinerja laporan keuangan tahun angaran 2022, untuk mengeluarkan sebanyak 60% laba bersih perseoran yang mencapai Rp41,17 triliun atau senilai Rp24,7 triliun sebagai dividen tunai.
Darmawan menambahkan, melalui berbagai penajaman dan pengembangan bisnis model serta inisiative digitalisasi, Mandiri berhasil meraih pertumbuhan laba bersih secara tumbuh 46,9% secara year on year (YoY). “Secara besaran dividen per lembar saham mencapai Rp529,33 per saham, naik 46,8% dari dividen tahun lalu yang Rp360,64 per saham,” tambah Darmawan
Besaran dividen tersebut sejalan dengan komitmen manajemen Bank Mandiri, yang terus berupaya untuk berkontribusi secara optimal kepada masyarakat. “Keputusan ini juga mengindikasikan dukungan yang kuat dari pemegang saham kepada manajemen untuk terus memberikan solusi finansial yang terbaik tak hanya kepada nasabah tetapi juga masyarakat secara luas,” ujar Darmawan.
Terkait kepemilikan saham Negara Republik Indonesia yang mencapai 52% pada Bank Mandiri, Manajemen perseroan akan menyetorkan hak dividen negara sebesar Rp12,84 triliun kepada Rekening Kas Umum Negara. “Setoran ini naik 46,7% dari posisi tahun lalu,” jelas Darmawan. Sementara itu, 40% dari laba bersih konsolidasi tahun lalu atau sebesar Rp 16,46 triliun akan dialokasikan sebagai laba ditahan.
Sementara itu, Sigit Prastowo, Direktur Keuangan & Strategi Mandiri, menambahkan, Sepanjang tahun 2022, perseroan alami pertumbuhan kinerja yang solid dan signifikan serta berhasil secara konsisten mengoptimalisasi arah bisnis secara digitalisasi. Hasilnya, tingkat efisiensi perseroan meningkat dan mendorong pertumbuhan volume bisnis. “Rasio beban operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) kami menurun dari 67,2% menjadi 57,3% di tahun 2022,” jelas Sigit. Sehingga tercermin dari perolehan laba bersih secara konsolidasi menembus Rp 41,2 triliun pada tahun 2022, tumbuh 46,9% secara year on year (YoY).
Terkait adanya pertanyaan perkembangan program restrukturisasi covid 19 dan rasio kredit bermasalah Bank Mandiri, Sigit menyatakan, porotofolio restrukturisasi Bank Mandiri menunjukkan tren membaik. “Jika Juni 2021 nilai itu mencapai Rp69,5 triliun, maka Des 202 terisa hanya Rp25,39 triliun. Artinya setengah lebih sudah selesai dan kualitas terjaga serta NPL hanya 1,78%,” papar Sigit. Sisanya sebesar Rp35,9 triliun, sebanyak 85% nya sudah melakukan pembayaran full pay ment maupun bertahap seiring recovery perekonomain di Indonesia, sambungnya.
Stock Split dan Green Obligasi
Selain dividen, untuk aksi korporasi ke depan perseroan akan melakukan corporate action berupa pemcahan saham (stock split) dengan rasio perbandingan 1:2. Dengan adanya aksi ini, Darmawan berharap dapat meningkatkan likuiditas saham perseroan di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Selain itu, aksi lain yang akan dilakukan pada tahun ini berencana melakukan penerbitan surat utang. “Rencana kita akan menerbitkan obligasi green bond untuk pembentukan dana jangka Panjang dan menengah,” tegas Darmawan.
Untuk manajemen perseroan, tidak ada perubahan signifikan, hanya terjadi pergantian satu direksi yaitu diektur treasury dan international. Pemegang saham memutuskan untuk mengangkat talent dari lingkungan Bank Mandiri, yakni Eka Fitria sebagai Direktur Treasury & Internasional Banking, menggantikan Panji Irawan yang telah habis masa jabatannya. Sebelumnya, Eka Fitria menjabat SVP International Banking & Financial Institutions Bank Mandiri.
Sementara di jajaran komisaris, pemegang saham sepakat mengangkat mantan Menteri Pemuda dan Olahraga Zainudin Amali serta mantan anggota Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan Heru Kristiyana sebagai Komisaris Independen menggantikan Boedi Armanto.