JAKARTA—Setidaknya sudah ada 7 emiten yang bersiap mengantri masuk pasar modal, dan sudah ada di pipeline BEI dan teregistrasi di laman e-ipo. Jika tidak ada aral melintang ke 7 emiten ini akan menyerap dana investor pasar modal sekitar Rp 25 sampai dengan 25,4 triliun.
Penyerapan dana terbesar akan diperoleh PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL), sekitar Rp 14,756 triliun hingga Rp 15,12 triliun. Perusahaan produsen nickel yang akan focus menjadi perusahaan pertambangan dan pengolahan nikel yang terintegrasi terdiri dari penambangan nikel hulu dan peleburan nikel hilir terutama berbasis di Pulau Obi, Indonesia.
Disusul perusahaan milik Garibaldi -Boy – Thohir, PT PT Merdeka Battery Materials Tbk., yang akan menyerap dana sekitar Rp9,619 triliun dari investor pasar modal di bulan ini. Perseroan merupakan produsen nikel yang berlokasi di Konawe di Sulawesi. Perseroan menargetkan untuk menjadi salah satu pemain global terdepan yang terintegrasi secara vertikal dalam rantai nilai bahan baku strategis dan ke depannya dalam rantai nilai baterai kendaraan bermotor listrik.
Perseroan dan Perusahaan Anak (“Grup MBM”) memiliki berbagai aset signifikan di Sulawesi Tengah dan Tenggara, Indonesia dalam rantai nilai bahan baku strategis dan ke depannya dalam rantai nilai baterai kendaraan bermotor listrik.
Urutan ketiga yang akan menyerap dana besar bulan ini adalah PT sarana Mitra Luas Tbk (SMIL). Perseroan yang berdegark di bidang penyewaan alat berupa forklift menargetkan serap dana sebesar Rp350 miliar. Dana itu sebahagian akan dibelanjakan untuk pembeliaan sekitar 436 unit forklift dan sisanya untuk modal kerja lainnya.
Disusul kemudian PT Multi Makmur Lemindo Tbk (PIPA) perusahaan yang berfokus pada kegiatan usaha produksi dan distribusi pembuatan pipa dengan bahan dasar PVC (polymer vinyl chloride) beserta dengan produk turunan dan produk bahan bangunan lainnya. Rencananya emiten ini akan menyerap dana Rp101,750 miliar.
Tidak beda dengan PIPA, emiten yang bergerak di bidang travel biro perjalanan umroh dan haji yaitu PT PT Arsy Buana Travelindo Tbk (HAJJ) dengan nilai penyerapan dana segar Rp 96,14 miliar.
Ketujuh emiten itu kini memasuki masa penawaran kisan harga (Book building price range). Dalam penentuan harga, setidaknya da 3 langkah yang dilalui. Pertama masa penawaran kisaran harga, di mana ditetapkan harga terndah dan harga tertinggi (book building price range), kemudian, setelah dinilai minat investor, emiten menetapkan penaawaran satu harga (offering price), dan jika terlihat sudah ada respon positif dari investor, maka emiten bersama penjamin emisi menetapkan harga final (final price).
Saat ini dari ketujuh emiten baru satu emiten yang sudah menetapkan satu harga penawaran (offering price) yaitu PT Arsy Buana Travelindo Tbk (HAJJ), sisnya masih masa penawaran kisan harga (book building price range). Hajj menetapkan harga penawaran Rp140 per saham, dengan jumlah saham sebanyak 687,1 juta saham yang ditawarkan atau ekuivalen dana yang akan dihimpun mencapai Rp96,194 miliar. Rencananya perseroan akan melantai Rabu, 5 April 2023.
Emiten yang telah ditetapkan OJK pada 24 maret lalu, sahamnya sebagai efek syariah, juga menerbitkan sebanyak 549,68 juta waran seri I atau sebanyak-banyaknya 34,28% dari total jumlah saham disetor dan ditempatkan. Di mana setiap pemilik 5 saham baru perseroan akan memperoleh 4 waran seri I. HAJJ yang bergerak di bidang biro perjalanan wisaata, khusus umroh dan haji akan menggunakan dana tersebut sebesar 60% untukn reservasi tiket pesawat, sisanya untuk reservasi slot kamar hotel dan operasional lainnya.
Berikut ada PT Era Digital Media (AWAN) dan PT Menn Teknologi Indonesia Tbk (MENN) yang kedua nya bergerak di bidang teknologi dan digital. AWAN bergerak dibidang digital, berupa produk konten digital, Pada saat ini Perseroan memiliki 4 produk diantara lain seperti: 1. Mobile Games 2. OTT Religi 3. Kerjasama dengan Lisensi Pihak Ketiga 4. Ring Back Tone. Perseroan berencana menyerap dana Rp82 miliar.
Sedangkan MENN sebagai Penyedia Solusi Sistem Informasi Berbasis Internet of Things akan menyerap dana segar Rp34,416 miliar.