Amartha Tunggu Momentum, IPO Masuk Pasar Modal

JAKARTA – Startup unicorn PT Amartha Micro Fintech (Amartha) mencari momentum initial public offering (IPO) pasca mencatatkan keuntungan dalam 3 tahun terakhir dengan pertumbuhan bisnis atau compounded annual growth rate (CAGR). hingga 100 persen per tahun.

Andi Taufan Garuda Putra, selaku CEO dan Founder Amartha, menerangkan bahwa secara berkala Amartha terus mengeksplorasi kesempatan yang ada termasuk strategic action berupa IPO. Menurutnya, bisnis yang dibangun ini memang memiliki penciptaan nilai jangka panjang yang lebih banyak bagi masyarakat Indonesia. Seperti dilansir Bisnis.com

Strategic action dilakukan IPO, kapannya in the horizon dalam beberapa tahun ke depan, melihat internal bisnis sudah jauh lebih siap, melihat kondisi capital market bisa apresiasi, bisnis Amartha yang bertumbuh, makro ekonomi lebih stabil, investor indonesia juga bisa melihat prospek bisnis di Amartha sendiri,” ungkap Andi, pada Jumat 17 Maret 2023.

Amartha merupakan salah satu fintech peer to peer yang mempertemukan antara lender dan borrower, alias menerima pendanaan dan menyalurkan pinjaman.  Dengan tagline Berdayakan UMKM Desa Wujudkan Indonesia Sejahtera Merata,  Amartha menamakan bisnisnya sebagai microfinance marketplace yang berdiri sejak 2010, dan memiliki misi untuk mendukung pemberdayaan UMKM di desa melalui inovasi dan teknologi.

Menurut Andi, saat ini UMKM di Indonesia mencapai 60 juta UMKM, sementara Amartha baru melayani 1,6 juta UMKM. Potensinya masih jauh lebih besar. Amartha membangun infrastruktur bisnis layanan, supaya dapat menjangkau puluhan juta UMKM di seluruh Indonesia. Andi juga mengatakan, jika momentumnya tepat Amartha siap masuk ke Bursa Efek Indonesia (BEI). Menurutnya,jika untuk saat ini tekanan global masih terlalu kuat.

 

Terkait pendanaan yang telah dikeluarkan oleh perusahaan yang focus pada penyedia layanan keuangan inklusif, tercatat hingga tahun lalu sudah mencapai Rp10 triliun. Dana sebesar itu tersalurkan ke 1,4 juta pelaku usaha mikro yang teersebar di seluruh wilayah operasional Amartha. Dengan jumlah penyaluran sebesar itu, Amartha berhasil mempertahankan kualitas pinjaman dengan perolehan NPL (non performing loan) yang stabil di bawah 0,5 persen.

Amartha sendiri dalam 3 tahun terakhir telah mencatatkan laba bersih dengan pertumbuhan kinerja CAGR sebesar 100 persen per tahun. Dengan ukurannya yang besar dan rata-rata pertumbuhan kinerja yang tinggi, Amartha mengklaim mampu mempertahankan tren positif tersebut.

“Ketika memberi permodalan sekian dapat untung sekian, mau ekspansi biaya tambah sekian, dikalkulasi secara tepat setiap investasi yang dikeluarkan. Ukuran bisnisnya Amartha sekarang 1,6 juta, business plan sudah diatur balik modal saat customer base sebanyak 500.000 UMKM,” tambah Andi.

Dengan penghitungan secara tepat dan ketat tersebut, Amarta bisa mencatatkan laba bersih begitu jumlah pelanggannya lebih banyak dari target. Hal ini membuat Amartha memiliki pilihan ketika memiliki dana lebih baru melakukan eksperimen atau membesarkan bisnis intinya. (afrizal, m2)

Share This Article

Related Articles

Responses