BFIN Raih Pembiayaan Baru QI 2023 Senilai Rp6,3 triliun

JAKARTA – PT BFI Finance Indonesia Tbk (BFIN) selama tiga bulan pertama tahun 2023 (kuartal I/2023)  berhasil merealisasikan pembiayaan baru senilai Rp6,3 triliun. Angka pembiayaan ini bertumbuh 53,9 persen dibandingkan perolehan kuartal I tahun 2022 (year on year (yoy).

Direktur Keuangan BFIN, Sudjono dalam keterangan di Jakarta, pada Kamis 27 April 2023, mengatakan pembiayaan kendaraan roda empat mengambil porsi yang cukup tinggi hingga 67,5 persen.  “Sebagian besar portofolio pembiayaan berdasarkan jenis asetnya masih berasal dari pembiayaan kendaraan roda empat, yakni mengambil porsi hingga 67,5 persen dengan nilai piutang yang dikelola (managed receivables) sebesar Rp15,2 triliun dari total Rp22,5 triliun,” ungkap Sudjono seperti dilansir antaranews.com

Selain pembiayaan kendaraan roda empat, komposisi piutang yang dikelola terbesar lainnya diantaranya pembiayaan alat berat dan mesin sebesar 12,8 persen, dan pembiayaan kendaraan roda dua 12,5 persen.

Sisanya merupakan pembiayaan properti, pembiayaan berbasis syariah, serta pembiayaan dari anak usaha yang berkontribusi sebesar 7,2 persen terhadap piutang yang dikelola perseroan.

Dengan pertumbuhan realisasi pembiayaan baru tersebut, BFI Finance berhsil membukukan pendapatan sepanjang kuartal I- 2023 sebesar Rp1,6 triliun, atau bertumbuh 39 persen dibanding waktu yang sama tahun lalu (yoy).

Di sisi lain, biaya operasional juga tercatat meningkat 46,8 persen yoy menjadi Rp1,0 triliun, sejalan dengan peningkatan kegiatan operasional perusahaan untuk mendukung pertumbuhan piutang selama satu tahun terakhir.

Dengan demikian, hingga kuartal I- 2023 perseroan berhasil catatkan laba sesudah pajak senilai Rp508,8 miliar. Ini merupakan pencapaian laba bersih tertinggi perseroan per kuratal I. Dibandingkan perolehan laba bersih kuartal I tahun lalu, laba saat ini alami peningkatan 28,5 persen.

“BFI Finance terus melanjutkan tren positif di tahun 2023 ini, dan kami optimis dapat melanjutkan tren ini dengan tetap menjaga kualitas aset yang baik dan pencadangan yang memadai, sambil melanjutkan proses transformasi bisnis dan mitigasi risiko melalui tata kelola yang baik,” tambah Sudjono.

Per 31 Maret 2023 rasio pembiayaan bermasalah (non-performing financing/NPF) terpantau rendah di bawah posisi 1 persen, yaitu level bruto 1,06 persen dan neto 0,43 persen dengan cakupan penyisihan 3,8 kali.

Kemudian, piutang pembiayaan bersih terkumpul Rp21,4 triliun atau meningkat 45,0 persen dibandingkan periode kuartal I- 2022 lalu.

Sebagai informasi, sepanjang tahun 2023, BFI Finance telah menerbitkan obligasi berkelanjutan sebanyak dua kali dengan nilai emisi sebesar Rp2,7 triliun, karena derasnya likuiditas perbankan dalam negeri setelah sempat absen di tahun sebelumnya. Obligasi tersebut masing-masing PUB V tahap III sebesar Rp1,1 triliun dan PUB V tahap IV sebesar Rp1,6 triliun,” kata Sudjono. (afrizal/m2)

Share This Article

Related Articles

Responses