
JAKARTA – PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) selama tahun 2022 mencatatkan kenaikan pendapatan investasi property dan mall ritel, cukup signifikan masing-masing bertumbuh 61,26 persen dan 66,95 persen.
Dalam laporan keuangan yang disampaikan ke BEI, pada akhir tahun lalu, segmen property investasi bukukan pendapatan Rp1,480 triliun, bertambah Rp562 miliar dibandingkan perolehan periode 2021 yang hanya Rp917 miliar. Sedangkan mall dan ritel membukukan nilai pendapatan tahun 2022 senilai Rp1,351 triliun, dibandingkan tahun 2021 yang hanya Rp809,207 miliar. Dan pendapatan lain-lain juga alami kenaikan dari Rp 502,071 miliar menjadi Rp 709,829 miliar.
Sementara untuk pendapatan dari segmen pengembangan property alami kemerosotan sebesar 14,92%, dari tahun lalu yang mencapai Rp4,418 triliun menjadi Rp3,528 triliun akhir tahun lalu. Sehingga secara total pendapatan neto perseroan masih dapat alami pertumbuhan tipis dari Rp 5,567 triliun menjadi Rp 5,719 triliun.
Beban pokok penjualan dari segmen pengembang property khususnnya rumah turun tajam dari Rp 1,298 triliun pada tahun 2021 menjadi Rp 934,781 miliar pada akhir 2022, Begitu juga dengan apartemen turun dari Rp 413,301 miliar menjadi Rp211,026 miliar. Sebaliknya pengembangan bangunan komersil naik dua kali lipat dari Rp 158,785 miliar menjadi Rp 304,938 miliar. Total segmen pengembangan property turun dari Rp 1,957 triliun menjadi Rp 1,516 ttriliun.
Perseroan pun pada tahun lalu menata kembali komposisi utang, dengan menurunkan utang jangka panjang sebesar 31,6 persen menjadi Rp3,248 triliun dari tahun sebelumnya Rp4,750 triliun. Sedangkan utang jangka pendek meningkat 26,92 persen dari Rp1,590 triliun menjadi Rp2,018 triliun. Dengan penurunan utang jangka panjang yang cukup besar, menjadikan total liabilitas persroran alami penurunan dari Rp 7,045 triliun tersisa menjadi Rp 5,914 triliun,
Sedangkan ekuitas meningkat dari Rp 11,230 triluun menjadi Rp 11,750 triliun. Sehingga rasio liabilitis terhadap ekuitas sangat baik hanya 0,50 kali menurun dari tahun lalu yang mencapai 00,63 kali.
SMRA mencatatkan laba tahun berjalan yang dapat didistribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp626,37 miliar. Laba bersih ini meningkat 93,19 persen dibandingkan periode yang sama 2021 sebesar Rp323,7 miliar.
Sementara untuk masa yang akan datang, perseroan mengestimasi jumlah pendapatan grup yang akan diakui saat diselesaikan kewajiban pelaksanaan, berdasarkan perkiraan durasi penyelesaian kewajiban pelaksanaan pada 31 Desember 2022. Estimasi pendapatan perseroan untuk masa 1 sampai 2 tahun mencapai Rp 5,038 triliun, sedangkan untuk pendapatan 5 tahun ke depan mencapai Rp 8,261 triliun. (andre/m1)