Indonesia Pamer Kabel Serat Optik, 11 Kali Kelilingi Bumi

Indonesia Pamer Kabel Serat Optik, 11 Kali Kelilingi Bumi

Untuk mengurangi kesenjangan  digital  Indonesia, Indonesia menggelar 

60.000 km kabel serat optik  di seluruh nusantara. Sebuah kabel panjang sekitar 11 kali mengelilingi bumi. Keliling bumi adalah 0.075 km. 

Penyediaan kabel serat optik sepanjang ratusan ribu kilometer merupakan tanggung jawab pemerintah. Tujuannya adalah untuk menciptakan infrastruktur digital yang komprehensif, terjangkau, dan aman bagi masyarakat Indonesia. 

Upaya Indonesia untuk membangun infrastruktur digital merupakan bagian dari tujuan PBB untuk menyediakan akses internet bagi semua orang di muka bumi. Menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa, semua orang  harus terhubung ke Internet pada tahun 2030. Perserikatan Bangsa-Bangsa percaya bahwa menggunakan Internet akan meningkatkan kehidupan orang-orang di planet ini. Hal ini karena internet membuka kesempatan yang sama bagi setiap orang untuk mengakses sumber daya keuangan, pendidikan, kesehatan, informasi dan banyak kebutuhan hidup lainnya. 

Menteri Komunikasi dan Informatika mengumumkan bahwa Indonesia saat ini sedang membangun serat optik untuk menghubungkan jaringan nasional ke Pantai Barat Amerika melalui Samudra Pasifik. 

Untuk memperkuat koneksi global, Indonesia menyiapkan dua jalur melalui Pasifik ke pantai barat Amerika dan rute melalui Eropa, melintasi Atlantik ke pantai timur Amerika ke New York dan Washington DC. Kedua jalur ini diperlukan untuk mengkonsolidasikan jaringan komunikasi antara Indonesia dan Amerika Serikat.

Baca juga: BBM Naik, Ini Dia Pengaruhnya Dalam Kehidupan!

Kabel Fiber Optik dan Misi Indonesia

Kabel Fiber Optik dan Misi Indonesia

Saat ini, 2,7 miliar orang, atau sepertiga dari populasi dunia, tidak terhubung ke Internet. Sekitar 60 juta di antaranya ada di Indonesia. 

Menurut Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), terdapat 210,02 juta pengguna Internet di Indonesia pada kuartal pertama tahun 2022, atau 77,02 dari 270 juta penduduk Indonesia. 

Indonesia saat ini sedang membangun ribuan Base Transceiver Station (BTS) untuk memenuhi kebutuhan ribuan desa di kawasan nonkomersial, 65% di antaranya berada di kawasan perbatasan dan pinggiran. 

Operator seluler tidak mempengaruhi area ini. Belum ada operator seluler yang membangun BTS di kawasan tersebut karena permintaan pasar yang rendah. Perusahaan dinilai rugi jika membangun BTS di kawasan tersebut. 

Oleh karena itu, pemerintah Indonesia bertanggung jawab untuk membangun BTS di sana. Selain itu, upaya lain  pemerintah Indonesia untuk menjembatani kesenjangan digital adalah pembangunan infrastruktur satelit. 

Pada kuartal kedua tahun 2023, Indonesia akan meluncurkan dua fasilitas satelit 150 Gbps menggunakan teknologi High Throughput Satellite (HTS). Satelit ini mendukung akses Internet ke lebih dari 150.000 fasilitas umum di daerah tertinggal, terpencil, dan perbatasan Indonesia.

Baca selanjutnya: BEI Luncurkan Waran Terstruktur, Kenali Manfaat dan Risikonya!

Share This Article

Related Articles