JAKARTA— Di tengah tidak terserapnya seluruh penawaran 12 miliar saham, harga saham PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL), masih mampu terdongrak ke level di atas Rp 1.305 per saham atau naik 4,4% dari harga IPO sebesar Rp 1.250 per saham pada perdagangan perdana, Rabu 12 April di Bursa Efek Jakarta.
Walau pada awal perdagangan, investor sempat khawatir dan membuang sahamnya, hingga turun ke level terendah Rp1.205, kemudian kembali terkerek ke level tertinggi pada harga Rp1.410 per saham. Namun tidak ditunjang kondisi indeks secara keseluruhan yang memang sedang alami tekanan, harga NCK pun melorot dan ditutup pada level Rp1.300.
Sebagai pendatang baru saham NCKL telah ditransaksikan sebanyak 39.589 kali dengan volume transaksi sebanyak 658,21 miliar saham dengan nilai transaksi Rp846,04 miliar.
Manajemen NCKL diketahui telah mengurangi jumlah saham yang ditawarkan dari rencana awal. Pada awalnya seperti tertera di e-ipo menargetkan penawaran sekitar 12 miliar saham dengan harga Rp1.250 per saham atau menyerap dana sekitar Rp15 triliun. Namun, pada saat penjatahan hanya terserap 7,997 miliar saham atau hanya 66% dari target yang ditetapkan dengan dana yang diserap sekitar Rp 9,97 triliun.
Presiden Direktur NCKL Roy Arman Afandy menjelaskan, bahwa perusahaan telah mengalokasikan saham sekitar 35 juta saham dari IPO untuk karyawan perseroan. Selain itu, porsi alokasi poling untuk ritel yang awalnya hanya 2,5% dinaikkan menjadi 5%.
NCKL mengoperasikan pertambangan dan hilirisasi terintegrasi di Pulau Obi, Halmahera Selatan, Maluku Utara. Selain memiliki IUP, sejak tahun 2016, NCKL telah memiliki pabrik peleburan(smelter) nikel saprolit dan fasilitas pengolahan dan pemurnian(refinery) nikel limonit sejak tahun 2021 di wilayah operasional yang sama.
Kedua fasilitas tersebut hadir untuk mendukung amanat hilirisasi dari pemerintah Indonesia dengan memanfaatkan hasil tambang nikel NCKL dan entitas anak PT Gane Permai Sentosa(PTGPS).