Rugi GOTO Tembus Rp40,5 Triliun Naik 56,37% (YoY)

JAKARTA–Manajement PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) mengakui hingga akhir tahun 2022 masih mencatatkann kerugiaan usaha senilai  Rp40,5 Triliun. Angka kerugiaan ini meningkat tajam 56,37% dibandingkan kan dengan kerugiaan tahun 2021 yang hanya Rp25,9 triliun. Sementara kerugiaan selama 3 bulan pada kuartal IV tahun lalu mencapai Rp19,5 triliun.

Menurut manajemen GOTO yang disampaikan melalui siaran pers nya, kerugiaan itu dikarenakan beberapa aspek non kas maupun peristiwa yang hanya dilakukan satu kali, yang tidak mencerminkan kinerja bisnis inti Perseroan.  Aspek-aspek tersebut mencakup penurunan nilai goodwill (goodwill impairment) sebesar Rp11 triliun terkait dengan penggabungan Gojek dan Tokopedia, investasi di JD, serta peningkatan beban kompensasi berbasis saham, dikarenakan adanya penyesuaian asumsi masa kerja karyawan, serta beban restrukturisasi. Dengan mengesampingkan beban tersebut, rugi bersih kuartal keempat 2022 adalah sekitar Rp6,5 triliun, dengan perbaikan 36% dibandingkan tahun sebelumnya, dan 3% dibandingkan kuartal sebelumnya.

Kendati secara menyeluruh alami kerugiaan, perseroan masih alami pertumbuhan EBITDA pada quartal IV tahun lalu sebesar 52%  dibandingkan tahun 2021. Sementara pendapatan bruto pada kuartal yang sama mencapai Rp 6,3 triliun, meningkat 19% dibandingkan tahun sebelumnya. Berbeda dengan biaya yang diakui mengalami penurunan. Biaya insentif dan pemasaran pada quartal IV tahun lalu hanya mencapai Rp 2,8 triliun, alami penurunan 34% dibandingkan tahun sebelumnya. Manajamen akan terus mengambil langkah-langkah efesiensi  yang akan terus berlanjut.

Andre Soelistyo, Direktur Utama Grup GoTo, menyampaikan, peningkatan kinerja pada kuartal keempat menegaskan kemajuan pesat dalam percepatan langkah menuju profitabilitas. Dengan mempertajam fokus untuk mendorong monetisasi bagi pelanggan setia, pertumbuhan pendapatan tetap tercapai di tengah implementasi strategi pengurangan insentif serta pemasaran produk.

Langkah tersebut, beserta kedisiplinan dalam pengelolaan beban dan pendekatan layanan yang terukur, merupakan pendorong percepatan profitabilitas GOTO. “Seiring dengan pertumbuhan jangka pendek yang kemungkinan melandai, saat ini fokus kami adalah membangun infrastruktur layanan untuk mendorong pertumbuhan berkelanjutan dan menguntungkan secara jangka Panjang,” ungkap Andre.

Lebih lanjut, dia menegaskan, selama dua bulan pertama tahun 2023*, kami melihat pertumbuhan yang lebih pesat. Hal ini menegaskan kami berada di jalur yang tepat, untuk mencatatkan nilai positif EBITDA yang disesuaikan1 pada kuartal keempat 2023. Meski demikian, kami akan terus mempertahankan langkah percepatan hingga tercapainya tujuan tersebut.”

PHK Upaya Tekan Beban Operasional

Sementara itu, Jacky Lo, Direktur Keuangan Grup GoTo, menambahkan, sepanjang 2022, perseroan terus mencatatkan pertumbuhan konsisten di tengah ketidakpastian makroekonomi, seiring dengan pengelolaan beban secara menyeluruh, melalui pelaksanaan efisiensi struktural di seluruh bagian organisasi.

Tujuan kami adalah mendorong penghematan beban usaha yang telah mendukung tercapainya  perbaikan indikator profitabilitas lebih cepat dari perkiraan. Perseroan memandang positif capaian kinerja hingga saat ini, dan dengan posisi kas yang solid, Perseroan meyakini bahwa kami akan mencapai arus kas operasional positif, seiring dengan percepatan langkah menuju target profitabilitas di tahun ini.”

Posisi kas Perseroan tercatat sebesar Rp29 triliun pada akhir kuartal keempat 2022. Perseroan juga memiliki fasilitas kredit dengan nilai sekitar Rp4,65 triliun yang mana telah digunakan sebesar Rp1,5 triliun. “Dengan demikian, posisi kas dan neraca Grup GoTo solid dan memadai untuk mencapai arus kas operasional positif tanpa membutuhkan pendanaan eksternal tambahan,” papar Jacky.

Manajemen GoTo meyakinkan bahwa, mereka dalam jalur yang tepat untuk mencapai EBITDA yang disesuaikan1 positif pada kuartal keempat 2023. Hal ini didorong dengan perkiraan pengurangan cash burn tahunan sebesar 60-65% di tahun 2023. EBITDA yang disesuaikan1 secara Grup pada kuartal keempat 2022 adalah sebesar Rp-3,1 triliun atau -1,9% dari GTV4, yaitu perbaikan sebesar 52% dari tahun sebelumnya dan 15% dari kuartal sebelumnya.

Upaya penghematan di kuartal keempat 2022 berdampak pada penurunan beban operasional tetap (fixed operating expense) rata-rata bulanan sebesar 20% pada Januari-Februari 2023*, dibandingkan dengan kuartal keempat 2022, dan menghasilkan penghematan biaya bulanan senilai sekitar Rp200 miliar. Insentif dan pemasaran produk berkurang 34% dibandingkan dengan tahun sebelumnya, pada kuartal empat 2022 dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya, atau senilai Rp2,8 triliun.

Seperti diketahui, guna menekan biaya operasional GOTO telah mengambil langkah pengurangan karyawan dengan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK).  Pada 8 Desember 2022 telah mem PHK 1.300 karyawan, dilanjutkan pada awal Maret 2023 kemballi mem PHK 600 karyawan. Total sudah mencapai 1.900 karyawan yang di PHK.

Meski mengurangi pemberian insentif, Grup GoTo terus mencatatkan pertumbuhan positif. Hal ini dimungkinkan dengan fokus untuk tumbuh secara berkelanjutan dan menitikberatkan pada pelanggan setia, dengan berbagai layanan strategis yang ditawarkan. Rata-rata transaksi konsumen tumbuh 24% dibandingkan tahun sebelumnya, mencapai Rp9,6 juta per konsumen per tahun di kuartal keempat 2022.

Sepanjang kuartal keempat, jumlah konsumen loyal On-Demand Services dan E-commerce tumbuh sebesar 19% dibandingkan tahun sebelumnya, dengan nilai transaksi mencapai lebih dari 60% dari total GTV4. Hal ini turut mendorong peningkatan margin kontribusi2 per pelanggan di kuartal empat, sebesar lebih dari 50% dibandingkan tahun sebelumnya, seiring dengan semakin berkurangnya insentif. Bersamaan dengan itu, Perseroan mencatat peningkatan take rate sebesar 234 bps dan 32 bps dari tahun sebelumnya, masing-masing untuk On-Demand Services dan E-Commerce

Share This Article

Related Articles

Responses