BPS: Nilai Ekspor Naik 10,28% Januari – Februari

JAKARTA – Badan Pusat Statistik (BPS) menjelaskan secara kumulatif nilai ekspor Januari–Februari 2023 mencapai US$43,72 miliar atau naik 10,28% dibandingkan dengan  periode yang sama tahun 2022 sementara ekspor nonmigas mencapai US$41,05 miliar atau naik 8,73%.

Untuk posisi Februari 2023, nilai ekspor mencapai US$21,40 miliar atau turun 4,15% dari Januari. Sementara jika dibandingkan dengan Februari 2022 (yoy), naik sebesar 4,51%.  Sektor nonmigas, posisi ekspor Februari 2023 mencapai US$20,21 miliar, turun 3% dari Januari, sementara itu naik 3,76% jika secara yoy.

“Penurunan terbesar ekspor nonmigas Februari 2023 terhadap Januari 2023 terjadi pada komoditas bahan bakar mineral sebesar US$277,0 juta (6,51%), adapun peningkatan terbesar terjadi pada mesin dan perlengkapan elektrik serta bagiannya sebesar US$141,0 juta (10,93%),” papar siaran pers yang dimuat di website BPS hari ini (15/3).

Menurut sektor, ekspor nonmigas hasil industri pengolahan Januari–Februari 2023 turun 0,26% dari periode yang sama tahun 2022. Demikian juga ekspor hasil pertanian, kehutanan, dan perikanan turun 1,95%, sedangkan ekspor hasil tambang dan lainnya naik 58,76%.

“Ekspor nonmigas Februari 2023 terbesar adalah ke Tiongkok yaitu US$5,04 miliar, disusul Amerika Serikat US$1,91 miliar dan Jepang US$1,74 miliar, dengan kontribusi ketiganya mencapai 42,99%. Sementara ekspor ke ASEAN dan Uni Eropa (27 negara) masing-masing sebesar US$3,97% dan US$1,25 miliar.”

Menurut provinsi asal barang, ekspor Indonesia terbesar pada Januari–Februari 2023 berasal dari Jawa Barat dengan nilai US$6,00 miliar (13,72%), diikuti Kalimantan Timur US$5,10 miliar (11,67%) dan Jawa Timur US$3,83 miliar (8,75%).

BI Perkuat Sinergi

Siaran pers dari Bank Indonesia (BI) menjelaskan berdasarkan data BPS, surplus neraca perdagangan Indonesia pada Februari 2023 meningkat dari US$3,88 miliar pada Januari 2023 menjadi US$5,48 miliar.

“Bank Indonesia memandang perkembangan ini positif bagi upaya untuk terus menjaga ketahanan eksternal perekonomian Indonesia. Ke depan, Bank Indonesia terus memperkuat sinergi kebijakan dengan Pemerintah dan otoritas lain guna semakin meningkatkan ketahanan eksternal dan mendukung pemulihan ekonomi nasional,” jelas Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono hari ini (15/3).

Surplus neraca perdagangan Februari 2023 utamanya didorong berlanjutnya surplus neraca perdagangan nonmigas. Neraca perdagangan nonmigas tercatat surplus US$6,70 miliar didukung oleh tetap kuatnya kinerja ekspor nonmigas sebesar US$20,21 miliar.

“Ekspor nonmigas yang tetap kuat terutama bersumber dari peningkatan ekspor produk manufaktur seperti mesin dan perlengkapan elektrik, dan ekspor berbagai produk kimia. Kenaikan ekspor nonmigas juga tercatat pada komoditas berbasis sumber daya alam, seperti CPO, timah, serta besi dan baja, seiring harga komoditas global yang masih tinggi.”

Share This Article

Related Articles

Responses